Blurb
"Belum pernah aku terpukau dengan keelokan seorang perempuan seperti halnya keterpukauanku kepada Mariyah. Rasulullah pun terpukau dengan kecantikan paras dan akhlaknya."
-Pujian Sayyidah Aisyah untuk Maria-
Aku Shinouti, seorang pengawal setia istana Megaukes, yang hidupnya tertambat pada cinta yang tak terucap. Maria, wanita Koptik yang lembut, saleh, dan penuh pesona, mengisi setiap sudut pikiranku. Namun, bagiku, mencintainya sama seperti menggenggam bayangan—tak pernah benar-benar bisa kumiliki.
Hanya puisi yang menjadi perantaraku, bahasa jiwa yang kutulis diam-diam di antara hiruk-pikuk istana. Namun, Maria tetap diam, tak sedikit pun menggubris perasaanku. Cintaku tak pernah padam, meski dunia seakan memisahkan kami.
Dari Biara Kanopos, Abba Isaak, seorang rahib bijaksana, meramalkan sebuah rahasia besar tentang kedatangan Nabi Baru yang akan membawa cahaya. Namun, takdir telah menghentikan hidupnya dengan cara yang kejam sebelum rahasia itu terungkap sepenuhnya. Termasuk kode Gematria yang diajarkan Abba Isaak, aku mengungkap siapa sosok Nabi itu.
Hathib, seorang utusan dari Madinah, membawa kabar dan undangan dari negeri Arabia. Namun, kabar yang tak pernah terlintas di benakku. Takdir menggiring kami ke jalan yang berbeda. Maria pergi ke Madinah, meninggalkanku bersama rindu yang tak terobati. Aku mengantarnya, hingga ia bertemu dengan lelaki yang konon kerap hadir dalam mimpinya—Nabi Muhammad. Aku pun yakin bahwa lelaki itu adalah Nabi yang sosoknya kerap dibicarakan Abba Isaak.
Aku kembali ke Mesir. Cinta yang mendalam ini menghancurkanku. Aku sakit, tubuhku kian melemah. Namun keyakinanku kepada Nabi itu semakin tumbuh. Saat kabar kebahagiaan Maria bersama Sang Nabi sampai ke telingaku, aku tahu bahwa harapanku untuk memiliki Maria telah musnah.
Aku merasa ini ambang akhir hayatku. Haruskah aku bersyahadat, berharap suatu hari, di Surga, aku dan Maria bisa bertemu kembali tanpa batas?