Madah Rindu Maria

Hadis Mevlana
Chapter #14

Behira - REVISED EDITION

Sementara itu, dari kejauhan terdengar suara langkah dari terompah. Maria menengok ke belakang. Shirin berlari kecil, jubahnya berkibar pelan, napasnya memburu. Sementara di belakangnya, Shinouti berjalan lebih tenang, tegap, dan sedikit tersenyum melihat dua gadis itu. Beberapa saat, Shirin pun tiba, berdiri tepat di sebelah Maria. Ia mengatur napas sementara Maria dan Abba Isaak bingung melihat Shirin yang tak biasanya seperti ini.

“Ada apa Shirin?” tanya Maria sambil mengusap pelan pundak sang adik yang masih terengah.

Shirin masih mengatur napas.

“Shirin sudah tidak sabar mendengar cerita dari Abba,” ucap Shinouti ketika sudah berada di dekat mereka, hanya sekitar sepuluh depa dari kedua gadis cantik itu. 

“Abba janji tempo hari, kan?” tanya Shirin dengan napas yang sudah lumayan bisa diaturnya.

Maria bingung dengan pertanyaan Shirin. Begitu juga dengan Abba Isaak. Ia memandang ke langit-langit biara seolah mengingat kembali janjinya. Sesaat kemudian Abba Isaak tersenyum sambil mengangguk pelan. Janji yang pernah terucap pada Maria dan Shirin bergaung pelan di kepala.

“Ya, ya… Abba ingat. Tentang Ratu Helena, bukan?” katanya mantap.

Mendadak wajah Shirin berubah. Bibirnya tersenyum asimetris tanda kecewa. Sebab kisah tentang ibunda dari Kaisar Konstantinus Agung itu sudah diceritakan pada mereka pekan lalu. Flavia Julia Helena merupakan salah satu sosok penting dalam kepercayaan agama Kristen. Jasanya begitu besar bagi mereka yang mengimani Iesous Pkhristos. Pada tahun 326 Masehi, dia menemuan relik suci bekas penyiksaan Iesous Pkhristos berupa potongan kayu salib, paku, tali serta bagian dari jubahnya.

“Bukan itu, Abba,” jawab Shirin.

Abba yang sesaat lagi ingin memulai ceritanya terjelengar mendengar jawaban Shirin. Rupanya bukan sejarah penting tentang penemuan relik suci oleh Ratu Helena yang selalu diperingati setiap tanggal 10 Paremhat dalam kalender Koptik.

“Kisah tentang bocah lelaki berusia 12 tahun, Abba,” ujar Maria pelan, seolah mengingatkan dengan hati-hati.. “Abba ingat, kan?”

Abba Isaak tercenung sejenak seraya memutar kembali ingatannya ke belakang.

Lihat selengkapnya