Langit masih gelap. Shinouti terjaga dari lelapnya. Sama seperti Maria, lelaki Koptik yang memiliki darah Romawi dari jalur sang ibu ini pun dikenal dengan ketaatannya. Usai menjalankan ibadah beberapa waktu lalu, Shinouti masih berdiam di kamar. Ia duduk di sudut dekat jendela terbuka. Sepoi angin malam sesekali menerpa wajah. Shinouti khusuk membaca buku yang beberapa hari lalu dia pinjam dari perpustakaan istana. Ada yang mengganjal di hatinya. Rasa penasaran sejak dua pekan lalu masih belum juga terbayar lunas. Tentang Nayrouz, hari raya yang baru saja dirayakan masyarakat Koptik untuk menghormati sekaligus mengenang kembali perjuangan para martir gereja dalam mempertahankan imannya.
“Mengapa kebanyakan orang Koptik menyebut hari raya tahun baru dalam kalender Koptik dengan Nayrouz?” batin Shinouti penasaran.
Shinouti hampir menyudahi bacaannya. Tersisa beberapa lembar saja sebelum dia menyelesaikan buku setebal 500-an halaman yang membahas takwim dalam tradisi gereja Koptik. Isi buku berukuran satu pedj1 itu persis sebagaimana tradisi yang didengarnya secara turun temurun tentang takwim2 dalam tradisi gereja bagi orang-orang Koptik. Sejatinya, takwim dalam gereja Koptik mengadopsi penanggalan Koptik kuno. Konon merupakan kalender pertama Mesir kuno yang pernah ada sejak 4241 sebelum masehi. Orang-orang Mesir kuno menandai hari pertama penanggalannya dihitung sejak berakhirnya musim banjir atas meluapnya Nil yang biasa terjadi di pertengahan September.
Bagi orang Mesir kuno, perayaan tahun baru merupakan festival pertanian, sebab air dan lumpur akibat banjir Nil telah menyuburkan tanah dan ladang mereka. Sedikit berbeda dengan orang Mesir kuno yang menganggap masuknya tahun baru merupakan festival pertanian, penganut Kristen Orthodks Koptik merayakan tahun baru untuk menghormati sekaligus mengenang kembali perjuangan para martir gereja yang telah mempertahankan imannya
Gereja Koptik memulai penanggalan awal tahunnya berbeda dengan awal tahun kalender Koptik kuno. Secara historis, permulaan takwim Koptik dihitung sejak bulan September tahun 283 masehi. Bertepatan dengan hari pertama Kaisar Diocletianus berkuasa dengan pemerintahan penuh aniaya dan banjir darah. Secara sederhana tahun pertama Koptik setara dengan tahun 283 menurut kalender Julian.
“Mengapa Nayrouz? Bukankah itu terdengar seperti Nowruz3, hari raya orang-orang Persia? Apalagi, Nowruz dalam tradisi Persia merupakan pesta suci dalam agama Zoroaster yang dirayakan sebagai ritual keagamaan.”
Konon, pemberian nama Nayrouz sebagai perayaan Tahun Baru Koptik merupakan adopsi dari kata Nowruz, perayaan tahun baru dari Persia. Bangsa yang pernah memerintah Mesir dari 525 SM hingga 405 SM itu merayakan Nowruz dengan menghidangkan jamuan makan besar. Kemeriahan perayaan awal tahun Persia itu juga ditandai dengan nyala api sebagai lambang pembersihan jiwa. Sementara itu, sajian hidangan berupa buah-buahan melambangkan alam terlahir kembali.
Pendapat lain tentang asal-usul Nayrouz sebagai pesta tahun baru Koptik, konon berasal dari kata Koptik itu sendiri. Kata “Nayrouz” berasal dari kata dalam bahasa Koptik niiaroou yang berarti “sungai-sungai”. Saat kekaisaran Romawi menaklukan Mesir, bangsa yang berbahasa Yunani itu mengadaptasi kata niiaroou sesuai dengan tata bahasa mereka dengan menambahkan akhiran “ous”, sehingga terbaca “niiaroous”.