Madcake: Tragedians

Razze Pahlevi
Chapter #3

Tiramisu

David dan Dita menjalani pelatihan intensif di bawah bimbingan Levi. Di luar dugaan, ternyata perkembangan mereka berdua sangat pesat. Hanya dalam waktu 1 minggu mereka berdua sudah mampu menggunakan dan mengendalikan kekuatannya masing-masing. Bahkan Levi pun dibuat terkejut dibuatnya, karena biasanya butuh waktu paling tidak satu sampai tiga bulan untuk menguasai kekuatan tersebut.

“Selamat karena kalian sudah berhasil mengendalikan kekuatan kalian! Dengan begini paling tidak kalian bisa melindungi diri kalian sendiri.” Kata Levi.

“Terima kasih karena sudah mengajari kami cara menggunakan kekuatan ini! Selanjutnya apa yang harus kami lakukan?” Tanya David.

“Kalian berdua bebas mau melakukan apapun dengan kekuatan itu. Tapi ingat pesanku, jangan sampai mati!” Jawab Levi.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah ini?” Tanya Dita.

“Aku ingin mencari dan menghancurkan kelompok yang melakukan serangkaian pembunuhan terhadap pemilik kekuatan yang baru. Kalian berdua tidak perlu ikut terlibat ke dalam masalah ini!” Jawab Levi.

“Tunggu dulu! Aku ikut denganmu! Aku tidak bisa diam saja melihat mereka melakukan tindakan keji seperti itu.” Kata David dengan sorot mata yang tajam.

“Kamu mau sok jadi pahlawan rupanya! Dengar! Ini dunia nyata dan bukan komik superhero. Bisa saja kamu terbunuh nantinya.” Jelas Levi.

“Tapi kalau kita bersama kemungkinan kita untuk menang akan semakin besar kan?” Kata Dita mencoba meyakinkan Levi.

“Itu benar! Akan lebih sulit kalau kamu hanya sendirian.” Kata David.

“Terserah kalian saja! Tapi kalau nanti kalian terbunuh jangan salahkan aku!” Levi pun akhirnya menyetujui permintaan mereka berdua.

Keesokan harinya di pagi yang cerah, mereka kembali bersekolah seperti biasanya. Saat jam istirahat David mencoba untuk berkeliling di sekolah sendirian. Dia berusaha menenangkan diri karena kejadian aneh yang dialaminya akhir-akhir ini. Saat sedang berkeliling dia melihat beberapa siswa kelas 3 yang sedang mengelilingi seorang siswa kelas 2. David pun menghampiri dan mengamati mereka dari jarak yang cukup aman.

Siswa kelas 2 itu memiliki ciri-ciri berambut hijau pendek, iris mata berwarna hijau, berkulit putih, tinggi badan sekitar 170 cm dan mengenakan seragam SMA Red Rose. David pun mencoba mengingat siapa siswa itu dan dia pun berhasil mengingatnya. Siswa itu bernama Faisal Bahri dan dia adalah siswa dari kelas 11-IPA-B yang berada tepat di sebeah kelas David.

“Dia yang dari kelas 11-IPA-B kan? Sedang apa dia di sini?” Gumam David.

“Apa?! Cuma segini? Sudah kubilang kalau minimal Rp 50000,00 kan?” Kata salah satu siswa kelas 3 itu.

“Maaf, kak! Tapi aku sudah tidak punya uang lagi.” Kata Faisal.

“Banyak alasan! Ayo kita hajar anak ini!” Para siswa kelas 3 itu pun hendak menghajar Faisal.

Lihat selengkapnya