Madcake: Tragedians

Razze Pahlevi
Chapter #6

Legacy

Pertarungan pun tidak dapat dihindari. Melihat hal tersebut Levi segera mengaktifkan kekuatannya dan melakukan perubahan. Kemudian tanpa basa-basi lagi dia pun segera menusukkan tombaknya pada pria misterius tersebut dengan sangat cepat. Akan tetapi pria misterius tersebut dapat menangkis serangan itu dengan pedangnya. Mereka berdua pun mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak demi bisa melancarkan serangan berikutnya.

Keduanya pun bersiap untuk saling menyerang. Dari tombak milik Levi keluar cahaya berwarna cokelat muda, sedangkan dari pedang milik si pria misterius keluar cahaya berwarna hijau. Mereka berdua pun saling beradu serangan dengan kecepatan tinggi sehingga menimbulkan tekanan angin yang cukup kencang di sekitar area pertarungan. Keduanya terlihat seimbang baik dari segi kekuatan maupun kecepatan. Akan tetapi Levi berhasil menemukan celah dan dia pun segera melemparkan tombaknya yang diselimuti cahaya berwarna cokelat muda. Serangan tersebut telak mengenai pria misterius tersebut dan tercipta sebuah ledakan yang membuatnya terpental beberapa meter. Kemudian tombak tersebut pun melesat kembali ke tangan Levi.

Si pria misterius itu pun tergeletak tidak berdaya. Namun ketika Levi hendak mendekatinya, ada seseorang yang mengenakan topeng yang menjadi ciri khas Tragedians yang dengan cepat membawa pria misterius tersebut kabur bersamanya. Levi berusaha mencegahnya dengan melemparkan tombaknya yang sudah diselimuti cahaya berwarna cokelat muda. Namun kecepatan orang tersebut masih lebih cepat dibandingkan lemparan tombak Levi.

“Orang itu cepat sekali! Tapi untungnya dia tidak berniat untuk bertarung.” Kata Levi sambil menonaktifkan kekuatannya dan kembali ke penampilan semula.

***

Keesokan paginya di SMA Red Rose. David terlihat sedang berada di kantin bersama Faisal pada jam istirahat. Kondisi kantin di sekolah ini terlihat sangat bersih dan mewah layaknya sebuah café besar. Pada momen ini Faisal hendak mentraktir David karena dia merasa berhutang budi. Tempo hari David telah menolongnya dari perundungan yang dilakukan oleh kakak kelas mereka. Karena kejadian waktu itu, sekarang tidak ada lagi yang berani melakukan perundungan pada Faisal.

“Sudah kubilang kan kalau tidak usah repot-repot?” Kata David.

“Sudahlah! Aku merasa tidak enak kalau hanya mengucapkan terima kasih. Pesanlah apa saja yang kamu suka!” Kata Faisal memaksa.

“Baiklah, apa boleh buat!” Kata David dan dia pun segera memesan beberapa makanan.

“Kemarin kamu ke festival yang ada di Blok M itu?” Tanya Faisal.

“Ya, kemarin Dita mengajakku!” Kata David.

“Oh iya! Bagaimana hubunganmu dengannya?” Tanya Faisal.

“Hubungan?” Tanya David yang tampak kebingungan.

“Eh? Jadi kalian tidak berpacaran?” Tanya Faisal.

“Kami hanya teman biasa.” Jawab David.

“Benarkah?” Goda Faisal.

“Memang seperti itu kenyataannya.” Kata David.

Lihat selengkapnya