Namanya Madeleine. Hanya satu kata. Tapi bukan itu yang seringkali dipermasalahkan Medi, bagaimana gadis itu disapa. Ketika beranjak sekolah, ia bertanya pada Ibunya, mengapa namanya sangat ‘barat’? Ibunya menjelaskan dengan antusias. “Madeleine, adalah salah satu judul lagu milik Backstreet Boys. Ketika kamu sedang jatuh, merasa sedih, tidak bisa berbagi cerita kepada siapapun, bahkan Ibu sekalipun, dengarkan lagu Madeleine. Itu pesan dari Ibu untuk Medi, anak gadis Ibu satu-satunya. Ibu tidak bisa selalu menjadi Ibu yang baik untuk Medi. Tapi percayalah, semua yang tertulis di lagu itu merupakan semua yang ingin Ibu lakukan untuk Medi. Ibu ingin selalu ada di samping Medi.” Senyum manis Ibu tertular pada Medi, seketika Medi memeluk hangat Ibunya. Kemudian ia berlari menuju kamar, melempar tas sekolahnya sembarang dan manjatuhkan tubuhnya pada kasur. Membuka ponsel dan mencari lagu berjudul Madeleine di youtube, lalu memasang earphone-nya. Ia dengarkan lagu itu berulang-ulang tak ada bosannya.
Ibu sangat menyukai Backstreet Boys. Ayah tahu itu, tapi yang Ayah tahu hanya sebatas Ibu suka dengan boyband barat yang beranggotakan lima orang. Suatu hari Ayah ingin memberi Ibu hadiah album Backstreet Boys setelah Ibu selesai melahirkan Denis, adik Medi. Ayah mengajak Medi pergi ke toko kaset. Ketika itu Medi baru berusia lima tahun dan belum mempertanyakan mengapa namanya Madeleine. Ayah mengambil keping CD yang dibungkus kaca akrilik dengan gambar lima laki-laki yang berwajah entah Amerika atau Eropa, lalu membayarnya di kasir. Dengan tidak sabaran Ayah bergegas menuju rumah sakit untuk memberikan benda yang baru saja dibelinya.
Sesampainya di rumah sakit, dan memberikan albumnya, ternyata respon Ibu tidak sesuai prediksi Ayah.
“Ini Westlife, bukan Backstreet Boys. Ada tulisannya kan ini. Kelihatan juga kok dari mukanya. Westlife itu dari Irlandia, wajahnya sangat Eropa. BSB dari Amerika,” omel Ibu.