Madu yang Kupilih untuk Suamiku

Rinz Sugianto
Chapter #1

Awal Kisah Rumah Tanggaku


Kisah ini sebenarnya tak pernah kuharap terjadi dalam rumah tanggaku. Aku Marina Zanita Zafran dengan suka rela menerima pinangan pria pilihanku yang usianya dua tahun lebih tua dariku. Pria itu adalah Pratama Hardinata atau yang akrab disapa Tama. Ia merupakan Kakak tingkatku, dan kini usianya memasuki dua puluh tujuh tahun. Pernikahan kami berjalan damai dan bahagia, meskipun terkadang batu kecil menghiasi perjalanan cinta kami. Hal tersebut bisa aku maklumi, ku anggap itu hanyalah bumbu penyedap dalam rumah tangga.

Waktu menunjukan pukul tiga dini hari, kami terbiasa bangun untuk melaksanakan sholat malam. Hingga menunggu waktu sholat subuh tiba.

Pagi yang cerah di langit Yogyakarta, Mas Tama bersiap untuk mencari nafkah.

"Dek, kamu bikin sarapan apa?" tanya suamiku dengan mesra.

"Ayam goreng sama Nasi goreng Mas, Mas mau sarapan dulu atau mandi dulu?" tanyaku sedikit memanja.

"Mandi dulu saja Dek," kata Mas Tama mencium keningku mesra dan bergegas menuju kamar mandi.

Sembari mas Tama mandi, aku pun beranjak menuju kamar untuk menyiapkan kemeja, dasi serta celana bahan miliknya.

Terlihat suamiku yang tampan ini selesai membersihkan badan, aroma khas sabun favoritnya semerbak tercium olehku.

"Mas aku sudah siapkan baju di kamar," teriaku dari kamar.

Jemariku menjamah dasi di atas kasur, kemudian aku rangkai pada kerah baju suamiku. 

"Dek kamu mulai besok resign aja dari perusahaan tempatmu kerja. Kamu fokus sama program hamil yang sempat kita bahas kapan hari," kata suamiku membelai rambutku. 

"Iya mas," jawabku tersenyum. 

Sebagai seorang istri aku mencoba menuruti perintah suami karena sekarang dia lah surgaku. Setelah itu kami menuju meja makan untuk sarapan.

"Dek ayam nya enak," puji suamiku.

"Masa sih Mas? Ini bumbunya asal lho," ucapku tersenyum.

Suamiku nampak menikmati hidangan yang ia santap.

"Mas, aku nanti mau ke dokter kandungan," sambungku.

"Jam berapa Dek? Nanti mas yang antar," ucap Mas Tama.

"Nggak usah mas nanti aku di temenin Mama," ucapku.

"Beneran nggak apa-apa?" kata Mas Tama mencoba memastikan.

"Iya Mas nggak apa-apa," kataku meyakinkan suamiku.

Tiba saat nya suamiku berangkat ke kantor, ia mempunyai bisnis properti ̉yang omsetnya lumayan.

"Dek, aku berangkat dulu ya," suamiku.

"Iya mas," jawabku.

Tanganku pun menjamah tangan Mas Tama dan mencium punggung tangan kanan nya. Ia segera mengemudikan mobil menuju kantor.

Tiba-tiba tedengar suara getar dari handphone ku, terlihat nama Mama di layar ponselku.

"Assalamualaikum Mah," kataku.

"Waalaikumsalam Rin, nanti jadikan ke dokter?" tanya Mama.

"Iya Mah, Rina siap-siap dulu ya," jawabku.

"Iya sayang," jawab Mamaku.

Lihat selengkapnya