MAGIC 13 KESATRIA

Meliana
Chapter #2

Kekuatan Bidadari Iblis Tersegel

Dikejar oleh banyak iblis bukan lah hal baru bagiku. Rasanya seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Mengalahkan mereka dengan mudah dan mencuri jiwa serta kekuatan yang mereka miliki adalah hal yang selalu aku ingin kan dari para iblis. Semakin kuat dan hebat iblis yang kuhadapi, semakin besar kekuatan yang bisa aku curi. Kini aku masih harus mencari iblis terkuat untuk menyempurnakan kekuatan yang tersimpan di dalam tubuhku. Sayangnya aku tidak bisa menggunakannya sendiri. Kelak seluruh kekuatan ini akan jatuh pada seseorang atau iblis yang bisa bekerja sama denganku untuk mengalahkan raja iblis. Jadi, hal tersulit untuk membalas dendam pada raja iblis adalah menemukan siapa yang pantas menerima kekuatan besar dariku. Mustakhil untuk menemukannya. Orang yang tepat. Tapi untuk saat ini aku sangat fokus mencuri kekuatan iblis-iblis disini. Tapi sangat menyenangkan melakukan ini. Magic penyerap jiwa yang ibuku wariskan membuatku menjadi manusia iblis yang disegani para iblis. Bisa dikatakan aku merajalela sekarang. Aku adalah iblis yang ditakuti para iblis. Jadi, jika ada banyak iblis yang mencariku, itu tentu karena mereka ingin membinasakan ancaman besar bagi mereka. Tapi mereka semua bukan apa-apa bagiku. Tidak akan ada iblis mana pun yang bisa mengalahkan magic penyerap jiwa yang kumiliki.

Tentang magic penyerap jiwa ditubuhku, aktif ketika usiaku menginjak 17 tahun. Jadi, selama hampir 17 tahun aku hidup sebagai manusia. Selama itu aku tinggal di pulau rahasia milik iblis tua yang membesarkanku. Yang menceritakan tentang siapa aku. Bagaimana ibuku terbunuh oleh raja iblis yang ingin mencuri magic penyerap jiwa. Saat itu aku masih di dalam kandungan ibuku. Dan mengenai magic itu, secara alami akan diwariskan padaku. Karena itu raja iblis hampir memakanku, dan untuk menyelamatkanku ibuku mempertaruhkan nyawanya. Sehingga iblis tua berhasil kabur menyelamatkanku. Karena ingin balas dendam, hasratku menjadi iblis terkuat dan tidak terkalahkan benar-benar menggila. Para iblis kubuat tidak tenang dengan ulah pencurianku yang tidak ada habisnya. Mungkin hari ini adalah hari keberuntunganku. Saat puluhan iblis bayangan yang mencoba menaklukkanku mengepungku, tiba-tiba iblis Badai dan iblis Samudra datang ke dunia manusia yang kini dikuasai raja iblis. Kedua iblis itu datang untuk ikut campur urusanku. Mereka mengalahkan pasukan iblis bayangan yang menyerangku. Kedua iblis itu datang bersama kesatria manusia yang ternyata mampu menghadapi pasukan iblis bayangan. Mengejutkan memang dia mampu ikut serta mengalahkan pasukan iblis bayangan mengingat ia hanya lah manusia. Sementara kedua iblis itu dan aku sendiri hanya menjadi penonton pertarungan kesatria manusia itu melawan pasukan iblis bayangan. Sungguh menarik. Manusia melawan pasukan iblis yang buas dan kejam. Benar-benar tontonan yang sangat menarik apa yang terjadi di depan mataku sekarang. Aku sangat menikmatinya. Namun sesuatu yang mengejutkan dan tidak pernah aku duga dimiliki oleh kesatria manusia itu. Tubuhnya di lindungi permata sekuat baja. Aku tahu siapa bocah manusia itu sekarang. Dia adalah putra dari kesatria wanita legenda yang menghancurkan magic pelindung kesatria. Tentu saja para pasukan iblis bayangan tidak bisa menyentuhnya dengan mudah. Bayangan mereka terpotong dengan keras setiap kali mereka mencoba menyentuh tubuh kesatria itu dengan serangan memastikan mereka itu. Akhirnya pemimpin pasukan iblis bayangan memutuskan menyerah dan kabur. Sementara kesatria manusia itu membiarkan mereka pergi begitu saja dan mengampuni mereka semua. Dan aku tidak suka kehilangan sesuatu yang harus aku curi. Aku mengejar pasukan iblis bayangan itu, tapi iblis badai menghalangiku. Aku pun tidak berbasa-basi. Aku segera menggunakan magic penyerap jiwaku. Tentu saja tidak untuk mencuri, tapi untuk menghabisinya. Aku berusaha menghancurkan energi kehidupan iblis badai yang berani menghalangiku dan telah mengusikku itu tanpa ampun. Iblis badai mengambang di udara. Energi kehidupannya mulai kuhisap. Cahaya merah membara dari magic penyerap jiwa yang berasal dari kedua tanganku tidak akan berhenti menghajar iblis badai yang malang. Kalau sudah begini, siapa yang bisa menghentikan aku?

Aku menatap girang pada tubuh iblis badai yang melemah di udara sehingga melihat hal itu, iblis Samudra maju dan mengerahkan kekuatan samudranya untuk menelanku. Sejak kapan ia dan iblis badai berteman? Ini sangat mengherankan. Tapi tentu saja dengan tangan kananku aku menahan serangannya menggunakan magic penyerap jiwaku untuk menyerap jiwa dan kekuatan iblis samudra. Sayangnya magic penyerap jiwaku hanya bisa digunakan satu kali saja untuk mencuri, sehingga aku tidak bisa menyerap jiwa dan kekuatannya sampai habis. Magic penyerap jiwaku sepertinya dibatasi.

Iblis samudra melotot kaget saat menyadari energi kehidupannya dalam bahaya. Dia mencoba melepaskan diri dari cengkeramanku. Ia menghadirkan semburan samudra besar padaku. Tapi sebelum serangannya menyentuhku, aku membekukan semburan samudra itu dan tertawa kecil. Bagiku itu sangat lucu. Dan aku melemparkan tubuh iblis itu setelah melemahkan energi kehidupannya. Aku ingin membuat iblis itu merasa kan ketakutan yang besar sebelum aku menghabisinya. Sama seperti iblis Badai yang masih berada dalam cengkeramanku yang kejam dan akan segera kuhabisi.

Cahaya merah semakin menyala terang di udara. Akan kubakar habis kedua iblis yang sudah berani menyerangku itu. Aku iblis yang tak terkalahkan saat ini, sudah pasti bisa melakukannya. Hanya perlu sedikit energi untuk membakar kedua iblis dalam cengkeramanku. Aku mulai menggunakan api magic penyerap jiwa untuk membakar mereka. Namun manusia kesatria itu ternyata tidak tinggal diam. Ia pun berusaha menghentikan aku. Sungguh lucu. Dengan kekuatan apa ia bisa menghentikan magic penyerap jiwaku, sedang kan para iblis saja tidak mampu menghentikanku. Aku nyaris tersenyum menertawainya. Bocah manusia itu. Apa ia sudah buta dengan siapa ia berhadapan. Ia membuatku kesal dan geram. Aku mengurungkan niatku untuk menghabisi kedua iblis itu. Tiba-tiba saja aku ingin menghabisi bocah manusia itu, tapi sebelum itu terjadi, aku ingin mencuri kekuatan permata sekuat baja di dalam tubuhnya. Itulah yang mendadak sangat aku ingin kan darinya.

Aku terbang melompat kearah manusia itu setelah ribuan permata kecil darinya melindungi tubuh kedua iblis yang hampir kuhabisi tadi. Kini aku telah berada di hadapan bocah itu. Dia menatapku tenang. Aku melihat wajah manusianya yang murni. Energi manusia terlalu rapuh. Hanya karena magic permata pelindung dari ibunya lah bocah itu bisa sedikit unjuk gigi karena berhasil melindungi tubuh kedua iblis dari api magic penyerap jiwaku. Bocah manusia ini tidak perlu besar kepala dulu. Ia harus merasakan langsung magic penyerap jiwa dariku yang akan menyerap kekuatannya. Maka dengan semangat untuk mencuri dan begitu senang mendapatkan mangsa yang menjanjikan, aku menggunakan magic penyerap jiwa level 1 untuk menyerangnya. Tubuh rapuh manusianya tidak akan bisa berbuat banyak begitu magic penyerap jiwa kukerahkan menyerangnya. Dan segera saja cahaya merah menyembur dari kedua tanganku dan mengarah ke jantungnya. Akan tetapi cahaya magic penyerap jiwaku mendadak padam seketika seperti tersegel. Terkunci oleh apa? Aku kaget sekali dan kebingungan. Aku tidak percaya, bocah manusia itu... dengan apa dia menyegel magic penyerap jiwaku? Aku iblis terkuat.. kenapa tiba-tiba dibuat tidak berkutik seperti ini? Apa yang terjadi sangat mengejutkan sekaligus sangat memalukan bagiku. Karena itu aku memaksa kedua tanganku melawan segel yang mengunci magic penyerap jiwaku. Dan yang terjadi.. kedua tangan manusiaku yang telah kehilangan kekuatan iblisnya, terluka setiap kali aku mencoba mengeluarkan magic penyerap jiwaku. Sampai ketika aku memaksakan diriku menghancurkan segel itu, justru kedua tanganku hampir putus sehingga aku menyerah oleh luka yang aku derita di kedua tanganku.

Aku terbangun seperti terlepas dari mimpi buruk. Tapi mimpi buruk yang aku alami seperti tidak akan selesai. Karena saat aku membuka mata, aku melihat iblis badai dan iblis samudra menatapku dengan murka dan dendam yang membara. Sial sekali! Ternyata aku kehilangan seluruh kekuatan iblisku. Bisa dibilang aku sekarang hanya manusia biasa. Sama seperti bocah manusia yang menyegel magic penyerap jiwaku. Siapa dia? Ini pertanyaan besar bagiku. Terlebih saat ini aku tidak punya kekuatan apa-apa lagi dan dengan mudah kedua iblis itu menghabisiku. Bahkan mereka telah melepaskan topeng emas yang selalu aku pakai. Bukan karena wajah iblisku yang aku tutupi, tapi wajah manusiaku yang kata iblis tua secantik bidadari. Dan karena wajah inilah aku tidak pernah bercermin. Memiliki wajah bidadari sama sekali tidak aku ingin kan. Aku terobsesi untuk menjadi iblis yang sempurna.

“Baja... jangan tertipu dengan wajah manusianya apalagi terpikat dengan kecantikannya! Dia iblis wanita yang kejam!” kata iblis badai geram dan berharap bocah manusia itu membiarkannya menghabisiku. 

“Kita tidak boleh menyakiti dia! Hanya dia yang bisa membantuku mengembalikan magic pelindung kesatria penjaga!” bocah itu berterus terang pada kedua iblis itu. Bahkan juga padaku. Namun aku sengaja tidak mempedulikan ucapannya itu. Lagi pula aku tidak akan pernah membantunya. Bahkan sebaliknya aku hanya ingin bisa membunuhnya secepatnya. Aku sangat murka dengan perbuatannya menyegel magic penyerap jiwaku begitu saja.

“Baja.. dia terlalu berbahaya untuk dijadikan tawanan! Dia pasti akan mencari kesempatan untuk membunuhmu!” kata iblis badai lagi bersikeras ingin menghabisiku karena dendam kesumatnya padaku. Sementara aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku terlalu lemah dan rapuh. Aku hanya diam dan menatap marah mereka semua.

“Percaya lah padaku Badai! Ini sudah keputusanku untuk menjadikan gadis tawanan kita!” bocah manusia bernama Baja itu lalu pergi dan diikuti kedua iblis yang ternyata adalah teman-temannya itu. Sejenak aku berpikir aku mempunyai kesempatan untuk kabur. Tapi meski bisa kabur dari mereka, tanpa magic penyerap jiwa, aku tidak lebih dari manusia lemah yang tidak bisa apa-apa. Jadi, yang harus aku lakukan mungkin adalah bekerja sama dengan bocah manusia itu dan memintanya melepaskan segel yang mengunci seluruh kekuatanku. Aku berpikir keras untuk menemukan cara mendapatkan kembali magic penyerap jiwaku lagi.

Aku masih sendirian di lembah bayangan yang indah. Mereka bertiga masih berada di atas bukit dan membicarakan sesuatu. Aku baru memperhatikan kedua tanganku yang hampir putus tadi. Mencoba menyentuhnya. Segel itu aneh sekali. Selain melukai dengan dahsyat, ternyata juga bisa menyembuhkan kedua tanganku yang terbalut ini. Dan untuk pertama kalinya aku merasakan rasa sakit. Menjadi manusia ternyata begitu buruk. Aku melepaskan kain pembalut luka di kedua tanganku. Lukaku masih sangat parah. Aku tidak berani mengambil resiko untuk membuka paksa kembali segel di kedua tanganku. Jadi, tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku terus menatap kesal pada luka di kedua pergelangan tanganku dan menahan sakit yang begitu menyiksa. Aku merasa kesakitan begitu melepaskan kain pembalut dan daun obat pada pergelangan tanganku dan tidak habis pikir aku harus merasakan kesakitan seperti ini. Apa aku sudah bukan iblis terkuat lagi?

Aku berpikir untuk menghentikan rasa sakit dengan mengabaikannya. Tapi rasa sakitnya tidak pernah berhenti. Bahkan semakin bertambah. Darah pun mulai menetes deras dari lukaku yang masih terbuka itu. Ini gila! Aku berurusan dengan sesuatu yang tidak pernah aku alami selama hidupku. Berurusan dengan luka dan rasa sakit yang pertama kali menyentuhku. Aku benar-benar merasakannya. Benar-benar merasa sangat kesakitan. Dan rasa sakit ini menguasaiku sepenuhnya. Menyiksaku dengan keras. Rasa sakitnya terasa bagai membunuhku dengan perlahan-lahan. Membuatku merasa sulit bernapas dan semakin lemah. Jangan kan kabur sekarang. Aku akan segera mati karena darah semakin deras keluar dari luka parah di pergelangan tanganku. Sampai kudengar bocah manusia berseru kaget dan datang menghampiriku.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau melepaskan kain pembalutnya?” ia berkata dengan khawatir. Secepat mungkin membalut kuat luka pada pergelangan tanganku. Aku merasa aneh. Seperti manusia bodoh. Bingung dan tidak percaya pada yang aku alami. Kenyataannya aku bukan lah iblis terkuat lagi. Aku bukan apa-apa lagi sekarang. Bahkan aku tidak bisa melawan rasa sakit dari luka-lukaku. Sungguh menyedihkan. Aku terpaku. Kembali tidak bisa mempercayai apa yang terjadi padaku. Aku masih kesakitan dan terdiam. Dan aku mendengarkan pertengkaran bocah manusia bernama Baja dengan kedua teman iblisnya.

“Bisa kah kalian mengembalikan daun-daun obat itu padaku? Gadis sangat membutuhkannya!” Baja meminta sesuatu yang mereka ambil darinya. Berharap mereka mendengarkan permintaan darinya itu.

“Gadis kau bilang? Dia iblis!” iblis Badai berkata dengan suara tinggi khasnya. Ia menentang keras Baja yang terus bersikap baik padaku.

“Selagi dia masih lemah kita bawa dia ke hutan permata dan mengurungnya disana!” iblis samudra berharap Baja setuju pada pendapatnya.

“Selama kedua tangannya masih tersegel.. dia tidak akan bisa membunuh lagi!” kata Baja menenangkan kedua iblis temannya itu. Pantas saja ia membiarkanku hidup karena ia benar-benar telah mengunci total seluruh kekuatanku. Aku benar-benar murka dan terbakar amarah. Dendam terpendam. Suatu saat nanti suatu saat nanti aku akan membunuh bocah itu dengan tanganku sendiri. Tapi setelah segel di kedua tanganku terlepas, aku akan membalas perbuatan bocah itu padaku. Aku bersumpah! Kutukku dalam hati sambil kesakitan dan berusaha keras menahan rasa sakit di kedua pergelangan tanganku.

Daun-daun obat dari hutan permata. Aku mencium aromanya yang kuat. Apalagi setelah digunakan untuk menutup luka di kedua pergelangan tanganku oleh Baja yang ternyata berhasil mendapatkan kembali daun-daun itu dari iblis badai yang mengambilnya. Dan ternyata cukup berhasil mengurangi rasa sakit dari luka di pergelangan tanganku.

“Sebaiknya jangan banyak bergerak dulu! Lukamu sangat parah!” katanya terdengar mengingatkanku sambil membalut kembali kedua pergelangan tanganku. Si Baja ini mungkin benar. Jika aku tidak mendengarkan ucapannya itu, aku akan berurusan dengan rasa sakit dari luka-lukaku lagi. Jadi, aku harus menenangkan diriku. Hingga pagi tiba, aku tidak lagi menggerakkan kedua tanganku sampai iblis badai menghampiriku dan datang sendirian dengan geram.

“Kau sangat beruntung karena bocah manusia itu berbaik hati untuk mengampuni iblis yang sangat berbahaya sepertimu!” iblis badai memarahiku. Wajah galaknya itu terlihat bagai penindas yang baru berkeliaran.

“Dia tidak mengampuniku begitu saja!... teman manusiamu itu melakukannya karena dia membutuhkanku!” balasku untuk membalas seluruh ucapan iblis badai padaku.

“Kau lucu sekali! Kau sekarang sudah tidak berguna lagi! Kau tidak punya kekuatan apa-apa lagi setelah kekuatanmu tersegel!” iblis badai mengatakannya dan menjadi puas sekali. Lalu ia menatap sombong padaku dengan tampang penindasnya sambil menertawaiku.

“Mana mungkin Baja membutuhkanmu iblis wanita!” katanya geli dan terus menertawaiku.

“Dasar iblis pria bodoh! Kau lihat saja nanti!... suatu saat Baja akan melepaskan segelku!... aku pasti bisa membuatnya tergila-gila padaku!” kataku dengan tatapan licikku pada iblis badai. Aku tersenyum menantangnya.

“Begitu segel kekuatanku lepas, aku pasti akan membunuhmu!” kataku lagi dengan sangat puas.

“Jangan bermimpi kau iblis wanita licik! Sebelum itu terjadi aku pastikan aku yang akan membunuhmu lebih dulu!” iblis badai melotot murka. Sepertinya energi kehidupannya telah kembali sempurna, dan sekarang ia benar-benar akan membunuhku. Semburan badai dari telapak tangan si iblis badai tertuju pada jantung manusiaku, tapi terhenti di udara dan membuatku tertawa dengan nada ketus. Bocah manusia itu membekukannya dengan permata-permata sekuat baja yang ternyata mampu menyegel kekuatan iblis dan akhirnya iblis badai kekuatannya disegel juga.

Aku masih terus tertawa geli melihat apa yang terjadi pada iblis badai. Ia menjadi berang sekali dan juga merasa dipermalukan olehku.

“Baja.. apa yang kau lakukan?” pekik iblis badai pada Baja yang kini sudah ada di hadapannya.

“Badai kau sudah keterlaluan! Kau hampir membunuh Gadis!” jawab Baja tidak lagi mentolerir. Baja dan iblis badai sepertinya akan bersitegang. Sangat menarik. Aku terus saja tersenyum senang. Melihat mereka berada di situasi untuk bersitegang.

“Aku segel kekuatan badaimu untuk sementara!” tegas Baja padanya dan ia tidak ingin berdebat. Sedang kan Badai yang tertangkap basah telah berbuat salah karena hampir saja membunuh tawanan yang berharga itu terpaksa diam dan tidak lagi memprotes Baja. Meski menjadi tawanan, aku merasa bebas-bebas saja. Karena luka-lukaku semakin menyembuh, aku pun sudah bisa berjalan dan menghampiri iblis badai yang mati gaya itu. Aku tersenyum mengejeknya dan berbisik nakal.

“Kita senasib sekarang!” puas sekali mengatakan itu pada iblis badai. Iblis pria yang menyebalkan itu tidak bisa berbuat apa-apa selain melotot berang padaku. Tanpa kata ia buru-buru pergi dengan murka. Kekuatannya tersegel juga sepertiku. Ia tidak bisa berulah lagi. Rasanya aku tidak bisa berhenti tersenyum senang melihat kesialan yang di dapatkan iblis badai. Dia sangat pantas mendapatkannya. Suatu hari nanti aku akan membalas lunas perbuatannya padaku. Setelah aku terbebas dari segel permata baja, aku pastikan iblis badai tidak akan pernah membuka matanya lagi.

Sore yang mendung dan udara berkabut. Lembah bayangan yang hening dan semakin terlihat indah di sore hari. Baja memberiku obat lagi. Kembali mengobati lukaku. Ia juga mengganti kain pembalut luka. Dan aku segera menggunakan kesempatan itu untuk merayunya.

“Namamu Baja kan?” tanyaku manis dan akrab padanya. Tapi Baja hanya mengangguk.

“Baja... kau akan melepaskan segelku kan?” aku bertanya lagi dengan nada merayu sekaligus membujuk.

“Aku mohon lepas kan segelmu secepatnya!” aku terdengar memohon daripada merayunya. Meski menatap dengan tatapan menggoda, sulit rasanya untuk menarik perhatian manusia ini. Dia memang baik padaku tapi tidak tertarik pada kecantikanku. Sungguh rasanya payah sekali menjadi diriku sekarang.

“Tentu saja Gadis... aku tidak akan menyegel kekuatanmu selamanya! Tapi aku butuh bantuanmu dan dalam waktu yang cukup lama aku terpaksa harus menyegel kekuatanmu!” katanya tegas namun terdengar membujuk dan menenangkan.

“Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu? Asal kau lepaskan segelnya aku akan memberikan semua kekuatan yang aku curi padamu... kau akan menjadi kesatria tak terkalahkan!” aku sengaja mengiming-iminginya dengan tawaran emas. Tapi reaksinya tetap tidak ada. Ia tetap setenang biksu saja. Ia terlihat sama sekali tidak tertarik dengan tawaran emas dariku.

“Tujuanku sebenarnya bukan mendapatkan kekuatan dari iblis-iblis terkuat! Aku ingin mengembalikan magic pelindung kesatria penjaga dengan mengubah para iblis menjadi kesatria.” Baja menjelaskan padaku.

Lihat selengkapnya