Magic world

veren felicia
Chapter #5

💜Chapter05💜

Informasi: ayo atur kesepakatan. Kalau aku nulis kata orang padahal mereka bukan manusia. Maka anggaplah untuk sementara kata orang juga bisa digunakan untuk penyihir.

***

Mereka berdua menjadi sorotan malam itu dan menjadi perbincangan satu academy karena, Aideen adalah laki laki nomor satu yang diminati wanita untuk dijadikan pacar. Namun Aideen terlalu sadis pada perempuan sehingga membuat mereka mengundurkan diri secara teratur. Tak hanya itu Aideen adalah putra pemilik academy itu, ya orang tua Aileen adalah pemilik sekolah ini. Mereka adalah salah satu orang penting di planet itu, yang membuat gelar bangsawan terletak cantik dinama mereka. Oleh karena itu mereka memiliki banyak musuh, Aideen ingin melindungi sang adik agar adiknya tidak dicelakai oleh orang orang berbahaya itu.

.....

Aideen dan Aileen duduk di pojok kantin namun itu tak menjadi alasan untuk orang orang disana tidak menatap mereka.

Dengan sedikit risih Aileen menoel noel pinggang sang kakak dan memanggilnya dengan bisik bisik.

"Sstt kak." Panggil Aileen pada sang kakak yang sedang terfokus layar untuk memesan pesanan nya.

"Anjir. Eh." Ucap Aideen tak sadar. Ia menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal dan menatap Aileen yang mengeluarkan ekspresi seperti akan memakan nya hidup hidup.

"Lo kok ngomong kasar gitu." Sekarang Aileen sudah menggunakan Lo gue. semoga tenang di alam sana Aideen, siap siap saja saat sampai kamar mereka, Aideen sudah tamat.

"Maaf." Cicit Aideen menunduk. Seluruh penjuru kantin, menatap Aileen kaget. Seorang gadis kecil yang bahkan energinya tak terasa membuat lelaki kekar nan macho seperti Aideen menunduk.

"Iya." Aileen juga punya hati nurani ia tahu kakaknya tak akan mengajarinya hal buruk hanya saja sang kakak, keceplosan.

Makanan malam kali ini dipesan oleh Aideen dengan tema indonesia. Aideen memesan sate, opor ayam, nasi, tempe orek, ayam panggang, pempek, dan es teh manis. Benar benar menu terfavorit.

Aileen menikmati makanan nya dengan baik. Aideen menatap Aileen yang makan dengan baik pun, mengusap kepala Aileen pelan lalu tersenyum senang, lagi lagi kejadian langka muncul.

"Oh ya kak, kak Ray kok gak pernah nongol lagi." Tanya Aileen. 'Terakhir kali lo ketemu Ray 4 jam yang lalu Len.' Aideen menggeram marah, tidak tapi ia cemburu karena adiknya memikirkan orang lain dari pada dirinya.

"Gatau." Balas Aideen cuek. Seseorang yang keras seperti Aideen juga bisa ngambek jika bersama pawangnya. Namun, Aileen tak peduli.

Aileen tak sadar jika sang kakak sedang ngambek, lalu memutari meja dan mengecup pipi Aideen saat itu juga. Aideen membuka matanya kaget begitu juga dengan mereka yang menatap ke arah dua saudara itu.

Aileen tak peduli ia menarik tangan kakaknya yang masih setengah sadar itu dan berjalan menuju kamar mereka masing masing.

Sudah pukul 22.35 malam tetapi mata cantik Aileen masih setia terbuka, kamarnya gelap ia takut gelap sekarang juga sedang hujan Aileen tak suka hujan. Aileen berjalan menuju ruang tamu untuk sekedar berada di ruang yang sedikit terang dan besar. Namun, suara guntur mengagetkan nya, Aileen terpekik kaget dan terjatuh duduk di bawah meja.

Aideen lebih kaget lagi saat mendengar suara teriakan dari sang adik, Aideen yang baru saja akan menuju ke alam mimpi itu bangkit menuju ke arah suara berasal. Aideen menatap geli sang adik yang sedang meringkuk di bawah meja.

Lihat selengkapnya