Setelah eksekusi brutal Akane Sato, apartemen kecil Shika terasa lebih sunyi, tetapi juga lebih tegang. Kehampaan Shika semakin luas.
Shika duduk diam, menyaksikan laporan berita samar tentang hilangnya Akane. Ia merasakan kepuasan yang cepat memudar, digantikan oleh kekosongan.
Renji kembali dari "pekerjaan gudangnya" di pagi hari. Dia tampak kacau, 'hoodie'-nya robek di beberapa tempat, dan ada luka goresan panjang di lengannya.
"Ada apa dengan lukamu?" tanya Shika, matanya yang dingin menatap luka itu.
Renji menyembunyikan lukanya dengan cepat. "Hanya... masalah dengan mesin berat. Gesekan," Renji berbohong. Luka itu adalah hasil dari pertarungan 'sihir' melawan Minami (yang mencoba menahan Renji, bukan mengarahkannya).
Shika tidak percaya. Dia mencium aroma aneh yang lebih kuat dari sebelumnya—'belerang, logam, dan aroma manis yang samar menyerupai parfum Akane'. Renji semakin dekat dengan jejak Shika.
'Peringatan Batin:' 'Renji sedang memburu anomali yang meninggalkan jejak Shika.' Kecurigaan Shika terhadap sepupunya sendiri meningkat drastis, tetapi ia tidak memiliki bukti konklusif.
“Renji adalah pengalih perhatian yang terlalu sering terluka, Alice. Fokus pada Kenji,” desis Caim, mendesak Shika menjauh dari konflik yang tidak perlu.
Shika mengangguk dalam hati. Target ketiga: 'Kenji Tanaka'. Dosa 'Ketamakan'.
Kenji adalah satu-satunya anggota Dewan Lima yang kini terlihat 'benar-benar putus asa'. Ia tidak datang ke sekolah sejak Akane hilang.
Kenji adalah putra seorang 'developer' real estat kaya. Ia menganggap dirinya di atas hukum dan gemar menyiksa Shika dengan 'kesejangan sosial'.
Shika tahu Kenji tidak akan bersembunyi di tempat biasa. Kenji akan bersembunyi di balik aset yang paling ia cintai: 'uang dan kemewahan'.
Shika pergi ke Akatsuki Academy untuk memata-matai Emi, satu-satunya yang tersisa yang masih mungkin memiliki kontak dengan Kenji.
Shika menggunakan sihir pasifnya, 'Vengeance Alice', untuk memperluas indra pendengarannya. Ia mendengar Emi menangis di toilet, tidak bisa menghubungi Kenji.
"Dia tidak menjawab! Aku tidak bisa menghubunginya! Kenji benar-benar menghilang!"
Shika menyimpulkan: Kenji memutuskan kontak dari semua orang, termasuk Emi, karena paranoia.
Shika harus meretas catatan aset keluarga Kenji, yang jauh lebih sulit daripada meretas ponsel Akane.
Ia kembali ke kelas di sebelah ruangan Dewan Lima, fokus pada sihir peretasan digitalnya.
Saat Shika duduk, pintu kelasnya terbuka, dan bayangan tinggi menyelimuti mejanya.
Jantung Shika berdebar kencang. Itu bukan guru.