Shika terhuyung-huyung saat materialisasi sihir berakhir. Ia mendapati dirinya berada di sebuah ruang bawah tanah yang modern, bercahaya redup, dan dipenuhi peralatan canggih—bukan gudang kotor, melainkan markas rahasia.
Wanita berjubah abu-abu itu melepaskan cengkeramannya yang menyakitkan. Shika ambruk di lantai.
Shika menatap wanita itu. Ia tidak lagi mengenakan topeng gasnya. Wajahnya keras, penuh luka emosional, tetapi matanya memancarkan kelelahan yang sama dengan yang Shika rasakan.
"Siapa kau?" Shika berbisik, suaranya serak. Ia masih mencengkeram erat liontin safir Renji.
Wanita itu menarik napas panjang. "Namaku 'Rika Yuuki'. Atau, seperti dirimu, aku dulunya adalah 'Vengeance Alice'."
Rika berjalan ke panel kontrol dan menyalakan layar besar yang menunjukkan Observatorium Akatsuki dari sudut pandang kamera tersembunyi. Minami dan Renji terlihat lagi bertarung.
"Aku telah mengawasi kalian berdua," kata Rika. "Aku tidak akan membiarkanmu dibunuh oleh Alice yang lain atau ditangkap oleh Mad Hunter. Itu bukan akhir yang pantas."
Rika menatap Shika dengan tatapan dingin. "Kau melakukan hal yang sama yang kulakukan. Kau membiarkan kehampaan itu mengambil alih."
Shika merangkak berdiri. "Aku menyelesaikan pengadilanku. Mengapa kau menghentikanku? Minami harus membayar!"
"Minami Kageyama hanya alat. Dan kau... kau baru saja membunuh lima orang, dan kau hampir membunuh orang yang paling mencintaimu," balas Rika tajam, menunjuk ke liontin di tangan Shika.
Shika terdiam. Kalung Renji terasa dingin dan berat.
"Aku tahu dia Mad Hunter. Dan aku tahu mungkin kau akan bunuh diri setelah mengetahui kebenaran itu," ujar Rika.
Rika menuangkan cairan bening ke dalam gelas. "Dengarkan aku. Ini adalah cerita yang tidak akan diceritakan Caim padamu. Ini adalah mengapa aku pensiun."
Rika duduk di kursi logam, ekspresinya berubah menjadi kesedihan yang mendalam.
"Aku juga dulu punya daftar, sama sepertimu. Aku berburu tanpa ampun. Target terakhirku adalah seorang politisi yang korup."
Rika mengenang. "Saat aku datang untuk menghakiminya, aku melihat hal aneh. Ia tidak takut. Ia tersenyum."
Rika menyandarkan kepala. "Saat aku bersiap menyerang dari bayangan, 'Vengeance Alice yang lain' muncul dan membunuhnya di depanku."
"Alice itu membunuh target terakhirku, mencuri kehampaanku, dan menghilang. Setelah itu, aku menyadari: 'tidak ada akhir dalam balas dendam'."
"Aku jatuh ke dalam kehampaan terdalam. Tujuan hidupku hilang. Aku tidak punya orang yang bisa kubunuh, tidak ada yang bisa mencintaiku, dan tidak ada yang bisa kuburu."
"Aku hanya menjadi wadah kosong. 'Kehampaan' itulah yang membuatku mencari tahu kebenaran mutlak."