Magical Starz

Misaka Takashi
Chapter #1

Penyelinapan

Tokyo, Jepang

[Sen, Sayaka, kalian sudah di posisi?]

Suara itu terdengar dari earphone yang terpasang di telinga Sen yang tengah mengawasi bangunan dengan teropong. Bangunan itu merupakan bangunan terbengkalai yang berada di kawasan pelabuhan Tokyo.

Malam ini, langit begitu terang, meski berawan, wajar saja sebentar lagi mendekati musim dingin. Hawa dingin pun sudah menusuk, hingga membuat Sayaka yang berdiri di samping Sen menggigil meski sudah menggunakan jaket.

Angin bertiup dengan perlahan, mengibaskan rambut Sayaka yang diikat kuda, mengenakan seragam sekolahnya. Begitu juga yang ada di sampingnya, rambut Sen yang pendek juga ikut terkibas, masih mengenakan seragam sekolahnya yang bermodelkan pelaut berwarna hitam dengan rok pendek.

Meski sudah mengenakan jaket, tetap saja, Sayaka mengeluh dengan dinginnya suhu. Sudah berulang kali mengeluh, kenapa tidak diperbolehkan kembali untuk mengambil pakaian yang lebih hangat?

“Sudah kubilang, jika kita kembali, nanti kita tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Kamu ingin masalah ini segera selesai, bukan?” Sen bertanya balik. Namun, dia tetap santai menanggapi Sayaka.

“Iya, tapi setidaknya kita bisa ambil pakaian hangat terlebih dahulu atau TSS (The Seven Samurai) bisa menyediakan pakaian hangat mungkin?”

Sen yang semula memandang bangunan kosong dengan teropong itu, kini menoleh pada Sayaka.

“Kamu bisa usulkan itu ketika kembali ke kantor.”

Sayaka memutar bola matanya. “Kelihatannya kamu benar juga. Dan bisa dikatakan itu sudah terlambat.”

Apa yang sebenarnya mereka lihat? Di bangunan tua terbengkalai itu terdapat beberapa orang berjas dengan mengenakan kacamata hitam. Mereka terlihat begitu rapih seperti yang ada di film Men in Black atau mungkin 007.

“Mereka terlihat seperti James Bond?” desis Sen.

“Hah? Siapa itu?”

Sen melirik Sayaka dengan menunjukkan tatapan datar. Sen sudah tahu dengan sifat Sayaka yang jarang mengikuti budaya populer luar. Wajar saja jika dia tidak tahu siapa James Bond. Jangankan itu, mungkin budaya populer yang ada di dalam negeri pun dia juga tidak tahu. Tunggu dulu! Kalau tidak salah Sen pernah melihat Sayaka membeli sebuah DVD anime Blood+.

Anime Blood+ memang cukup populer, namun itu anime yang cukup lama, penayangannya saja pada tahun 2005. Benar-benar lama. Sen menghela napas, melihat temannya yang memiliki selera yang cukup random. Lupakan hal itu, Sen kembali memandang bangunan tua yang ada di hadapannya saat ini. Mereka mengawasi dari atas gedung, supaya terlihat jelas.

Dua mobil sedan mulai berhenti tepat di depan pintu masuk. Beberapa orang turun dari mobil. Sudah saatnya untuk Sen dan Sayaka beraksi.

***

Seorang pria tua dengan rambut yang sudah mulai memutih bersama dua pengawal lainnya turun dari mobil, mereka mengenakan pakaian rapih dengan membawa sebuah koper. Koper itu berisikan uang yang nantinya akan ditukarkan dengan sesuatu, sesuai dengan kesepakatan dengan penjual.

Mereka bertiga memasuki bangunan tua itu. Pria tua itu yang dikawal itu bernama Banks. Dia berasal dari London. Baru saja sampai ke Tokyo tadi pagi. Dirinya sudah disambut oleh kawanan DS (Darknest Sains) ketika di Bandara Internasional.

Dalam bangunan itu tidak begitu gelap. Cahaya bulan menerobos masuk melalui langit-langit yang sudah bolong. Banks merasa tidak menyukai tempat ini.

Tepat di bawah cahaya rembulan terdapat seseorang yang berdiri dengan tegap. Banks pun melangkah, mengampiri pria tersebut. Wajah keriputnya kini terlihat dengan begitu jelas.

Lihat selengkapnya