Magical Starz

Misaka Takashi
Chapter #4

Manis yang Sementara

Galaxy Mall dipadati oleh banyak pengunjung kelas menengah atas. Kebanyakan dari mereka baru saja pulang dari aktivitasnya, bekerja dan bersekolah. Wajar saja, masih ada beberapa siswa yang mengenakan seragam sekolah, mampir ke mal. Mereka kelihatannya tengah menghilangkan penat, setelah UAS.

Mal itu terdiri dari banyak lantai. Mal 1 tiga lantai, mal 2 lima lantai, mal 3 entahlah berapa lantai mungkin sama banyaknya dengan mal 2. Bangunan itu bersambung dengan mal yang ada di sebrang. Jalan penghubungnya semacam jembatan antar bangunan.

“Maaf ya mengganggu kalian kencan.” Misaki menarik kursi.

Mereka kini berada di foodcourt, tempat yang cocok untuk membeli makanan. Kawasan itu selalu dipenuhi oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Tidak ada salahnya juga bukan karena di sini harga makanan cukup murah. Walau tidak terlalu murah.

Menu tersedia langsung di meja, tinggal memesan sesuai dengan tempat yang menyediakan menu itu. Misaki membacanya sejenak.

“Hikaru, kamu mau apa?” tanya Aiko menyodorkan menu.

Misaki melirik Aiko dan Hikaru, kelihatannya memang ini bukan waktu yang tepat untuk bertemu, tapi apa boleh buat, sudah terlanjur bukan. Kadang Aiko dan Hikaru sangat serasi, bahkan sewaktu perjalanan menuju kemari, Aiko tidak ada henti-hentinya bercerita.

“Misaki!” Aiko memanggil namanya dengan keras.

“Eh iya?”

“Kamu mau pesan apa?” tanya Aiko.

Misaki kembali membaca menu. “Kupikir aku memesan makanan yang sama denganmu.”

“Baiklah.” Aiko segera bangkit dari tempat duduknya, pergi mengampiri stan yang menjual makanan yang tersedia.

Di bangku itu menyisakan Misaki dan Hikaru.

“Hei, bagaimana hubunganmu dengannya?” Misaki bertanya.

“Tidak ada perubahan, meski begitu Aiko sebenarnya tidak terlalu banyak bicara semenjak kejadian bulan lalu,” ucapnya sembari tertunduk. “Aku rasa dia masih belum merelakan Fani sepenuhnya. Dia benar-benar merindukan sahabatnya.”

Misaki melirik Hikaru, memang masa-masa itu sangat sulit dilupakan. Bahkan itu menjadi kesedihan dan ketakutan untuk Aiko yang kedua kalinya. Merasa Aiko masih terlalu muda untuk melihat kenyataan yang sedikit memilukan. Dia masih belum memahami arti menetap dan pergi.

“Hikaru, bagaimana jika aku pindah kemari dan menemani Aiko?” tanya Misaki.

“Kurasa itu bukan ide yang bagus. Bagaimana dengan teman-temanmu yang ada di sana?” Hikaru bertanya balik.

“Aku merasa diriku di sana sudah selesai.”

“Tidak, tetap tidak boleh. Aku tahu kamu ingin menemani Aiko di sini. Tapi, kurasa itu juga tidak akan membuatnya semakin lebih baik.” Hikaru menatap Aiko yang tengah memesan makanan. “Dia hanya butuh waktu untuk memahaminya.”

Lihat selengkapnya