Magical Starz

Misaka Takashi
Chapter #9

Pencarian Sang Pengguna Senjata Suci

Selepas mandi dan mengganti pakaian piyama dengan seragam Magical Academy, Misaki hendak pergi sementara untuk menyelidiki sesuatu. Soal berita tadi malam yang dia baca cukup menarik perhatian dirinya. Misteri senjata suci kedua setelah keris itu hancur yang tersimpan di Kota Surabaya. Memang pada dasarnya tidak ada catatan-catatan mengenai senjata suci yang satu ini. Namun, tidak ada salahnya untuk menyelidiki sejenak.

“Aiko, aku pergi keluar sebentar ya, ada sesuatu yang harus aku lakukan.”

“Eh, mau ke mana?” Aiko yang semula berbaring di kursi sofa ikut bangkit.

“Sebentar kok, aku ingin pergi menemui teman-teman SMP-ku,” ucap Misaki.

“Baiklah hati-hati.”

Bohong, sebenarnya Misaki memilih melakukan ini karena dia merasa sudah cukup melibatkan Aiko dalam bahaya. Misaki menarik gagang pintu, melangkah keluar dari rumah Aiko.

Langit cerah menyambut di luar sana, sembari bersama sekumpulan awan yang menggantung. Misaki melangkah di bawah langit cerah itu dengan perlahan. Dia merogoh saku dari jas, mengeluarkan ponsel kembali membuka berita tadi malam yang dia baca. Memastikan lokasi yang Misaki kunjungi. Lokasi tersebut berada di pusat kota, dekat dengan pusat perbelanjaan.

Menumpangi bus yang melaju dengan pelan. Hari ini hari kerja sehingga bus dipenuhi oleh beberapa karyawan dan ada juga yang bisa dibilang kabur dari sekolah. Setibanya di halte pusat kota, Misaki turun bersama beberapa penumpang lain. Dia menatap sekitar. Kawasan yang cukup padat dengan mobil-mobil yang melaju pelan di jalan raya. Tidak jauh terdapat persimpangan.

Mari kita lihat di mana lokasi pastinya, ucap Misaki dalam hati. Dia hanya perlu mengingat lokasi yang ada dalam foto berita. Pohon tabebuya yang menjadi patokannya. Misaki kembali memandang sekitar, terdapat salah satu pohon tabebuya yang batangnya terdapat goresan. Misaki segera melangkah menghampiri pohon tersebut.

Misaki menyentuh pohon itu. Memejamkan mata. Itu adalah kemampuan sihir yang dapat melihat masa lalu dan masa depan. Sebuah penglihatan terekam dalam kepala Misaki. Memang benar pohon ini menjadi saksi bisu semalam. Sebuah mobil menabrak dan terdapat anak panah di atas kap mobil. Misaki membuka mata. Dia tahu harus ke mana setelah ini. Tujuan selanjutnya kantor polisi setempat. Harusnya dengan akses dari ATE bisa membantu.

***

Derap langkah kaki begitu cepat, berada di lorong kantor kepolisian. Dia tidak sendirian, melainkan bersama rekannya membawa setumpukan berkas dengan kasus yang sama. Soal anak panah yang menancap di kap mesin mobil. Selalu dan selalu menemukan jawaban terburuk, buntu. Daniel menggeleng kepala sembari membaca salah satu kertas dari tumpukan.

“Ini benar-benar gila, bagaimana semua kasus yang sudah beres malah menjadi pertanyaan.” Daniel menyentuh dagu sembari berpikir. Hal ini baginya sangat-sangat tidak lazim.

“Mau bagaimanapun Pak, dia bisa jadi berbahaya, bisa juga tidak,” rekannya yang membawa setumpukan kertas membalas.

“Iya, tapi tetap saja bagiku ini gila.” Daniel kemudian berbelok memasuki ruangannya.

Tanpa disadari olehnya, Daniel menatap seorang gadis yang tengah duduk di kursi sofa ruangannya. Gadis itu mengenakan blazer berwarna biru khas Magical Academy. Pernah terlibat dalam kasus beberapa bulan terakhir.

“Misaki Citra, pasti kamu kemari bukan sekedar kunjungan, kan?”

Misaki yang semula duduk, mulai bangkit dari kursi sofa. “Ada hal yang sebenarnya ingin kubicarakan. Ini soal kejadian semalam, anak panah yang menancap di kap mobil membuatku sedikit tertarik.”

“Kawan, biarkan aku berbicara empat mata dengan anak ini. Anak ini memang tidak bisa diremehkan,” perintah ke rekannya.

Lihat selengkapnya