Mahasiswa di balik layar

winda nurdiana
Chapter #2

Hari pertama di kampus Arman

Sesuai kesepakatan bersama, Arman dan Arba akhirnya bertukar posisi di kampus yang berbeda.

Arba sudah sampai di kampus saudara kembarnya. Rasa asing masih menghantui. Dia merogoh ponselnya, melihat jadwal kuliah hari ini. Cowok itu sudah tahu, kalau saudara kembarnya lupa memberikan jadwal kuliahnya, maka pagi-pagi sekali Arba memfotonya.

Seusai melihat jadwal kuliah, Arba menuju ke ruang laboratorium. Ya, hari ini praktik Pengenalan Konten Web. Sesampainya di sana, suasana masih sepi, belum ada orang sama sekali. Dia akhirnya, memasuki ruangan dan presensi yang sudah disediakan petugas laboratorium.

"Mahasiswa di sini pada payah. Udah mau jam 8, masih aja belum ada yang datang. Beda banget sama mahasiswa di kampus gue," celoteh Arba tersenyum miring. Dia sekarang sedang duduk sambil menatap layar komputer.

Tak berselang lama, ada salah seorang mahasiswa yang datang dan langsung duduk di sebelahnya.

"Ngapain sih lo berangkat kuliah, kalau ujung-ujungnya lo cuma tidur. Malu-malu in aja," ucap orang itu.

Arba sudah hapal siapa dia, siapa lagi kalau bukan Irhas, manusia sombong yang suka meledek Arman.

"Suka-suka gue. Di sini gue kuliah juga bayar. Lo mending diem aja, deh," jawab Arba dengan nada tinggi. Dia kesal dengan sikap Irhas yang menurutnya selalu menghakimi.

"Tumben lo berani jawab?" tanya Irhas yang membuat Arba semakin geram.

"Orang kayak lo kalau dibiarin semakin ngelunjak," Arba menyungingkan bibirnya.

"Songong lo, ya," kata Irhas dan akhirnya cowok itu memilih diam karena dia sudah kalah berargumentasi.

Jangan macam-macam sama gue, gue bukan Arman! Arba melirik Irhas sekilas.

Sesaat kemudian, dosen datang dan membagikan modul Pengenalan Konten Web. Begitu pula dengan mahasiswa lainnya, mereka datang bersamaan.

"Silakan dikerjakan modul satu tentang HTML ," ucap dosen yang bernama Pak Gunawan.

Arba segera mengerjakan program yang ada di modul. Hanya butuh waktu satu jam, dia sudah selesai mengerjakan. Padahal praktikum di modul ada sampai latihan 8, dan program yang ada di modul syntaxnya lumayan panjang - panjang.

"Pak kalau udah selesai bagaimana?" tanya Arba, membuat yang ada di ruangan kaget. Mereka menengok ke samping, menatap temannya itu dengan aneh. Tak bisanya Arman mengerjakan praktikum dengan cepat. Biasanya cowok itu mengerjakan praktikum paling akhir. Seperti semster satu kemarin saat praktikum Algoritma dan Pemrograman 1, mereka sudah hapal bagaimana Arman.

"Di cetak dan boleh meninggalkan ruangan," jawab Pak Gunawan. "Kebetulan hari ini pertemuan pertama setelah semester satu kemarin, jadi praktikum masih santai. "

Dengan cepat, Arba segera mencetak, dia menekan tombol print dan kertas pun keluar dari printer.

Arba segera melangkah ke meja untuk mengambil hasil cetakannya yang sudah di stempel oleh Pak Gunawan.

"Ini listingnya dibawa pulang, Pak?" tanya Arba.

"Iya. Jangan lupa minggu depan menggumpulkan laporan," ucap Pak Gunawan. Arba mengangguk, mengambil tad dan meninggalkan ruangan praktikum.

Saat turun tangga, tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang, ternyata Irhas.

Lihat selengkapnya