Awal diterima menjadi mahasiswa baru Agus merasa senang, tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwa sebelum menjadi mahasiswa seutuhnya harus melewati fase yang namanya OSPEK (Orientasi Studi Pengenalan Kampus) kalau orang bilang masa perploncoan. Di sini mahasiswa akan diberi tugas yang aneh-aneh sama senior. Menurut sejarah memang perploncoan sudah ada sejak jaman penjajahan mulai dari jaman pendudukan Belanda atau di jaman penjajahan Jepang. Potongan rambut harus digundul seperti awal masuk SMA begitu pula OSPEK, Agus juga membuat gundul rambutnya yang sudah cukup panjang karena sudah lama liburan sekolah, Agus juga diberi tugas untuk membuat tas dari sak semen yang didesain menjadi rompi serta membuat co-card tulisan nama fakultas yang telah menerimanya yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Astrobiologi dan disuruh memberi tulisan dengan akronim yang lain.
OSPEK ada dua tempat yaitu di Universitas pada waktu pembukaan dan penutupan serta di Fakultas untuk kegiatan intinya, ketika OSPEK penutupan di universitas Agus sampai ngantuk berat karena tidur terlalu larut malam untuk membuat tugas-tugas OSPEK. Fakultas yang dimasuki Agus adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Astrobiologi disingkat MIPA sama Agus diganti kepanjangannya dengan "Memang Ini Punya Aku". Ketika semua mahasiswa-mahasiswi baru dengan seragam putih dan celana hitam berbaris di ruangan di lantai 2 di dalam kampus Fakultas para senior melakukan inspeksi barisan mengecek tugas-tugas yang telah diberikan, para junior hampir semua tidak berani menatap mata senior karena takut kena hukuman atau dianggap melawan, ketika Agus dilewati seorang senior wanita dan membaca co card yang Agus buat, Senior tersebut mengomentari, "ini nih ... orang Egois ini." Ia berkata sambil tersenyum. Untungnya nggak banyak yang dengar karena tidak terlalu keras komentarnya
"Nasib ... memang ini yang aku bisa mbak," dalam hati Agus menggumam.
Sebelumnya di Kost-kostan Roni. Untung pada waktu itu di kost-kostan Roni ada sak semen yang sudah tidak terpakai. Agus minta sama Roni untuk memakai karung semen tersebut. Kost-kostan Roni memang tidak terlalu banyak penghuninya jadi lebih tidak rumit untuk meminta izin.
"Ron ini kepakai nggak ya," Agus bertanya sambil mengambil sak semen yang sudah habis di depan kamar Roni.
"Nggak udah dipakai aja ... nganggur itu," jawab Rony.
"Mau buat apa sih," tanya Rony.
"Ini tugas OSPEK disuruh buat pakaian dari bahan bekas," jawab Agus sambil membersihkan debu-debu semen yang masih menempel.
"Ya semoga sukses," Rony menimpali sambil tersenyum misterius.
Agus kemudian mengambil peralatan untuk membuat pakaian dari bahan sak semen sedangkan Rony beristirahat di kamarnya.
Sore harinya Agus keluar dari kost Rony untuk membeli bahan lain untuk OSPEK di sekitar kost-kostan Rony. Ketika sampai di sebuah minimarket Agus ketemu Handoko yang ternyata adalah teman satu jurusan.