Agus beberapa kali berganti-ganti kost-kostan dan kontrakan selama masa kuliah. Prinsip yang dipegang Agus adalah mencari kost atau kontrakan yang murah untuk penghematan-membantu orang tua pikirnya. Karena kost yang lama menaikan sewanya dan kebetulan ada tawaran untuk ngontrak bersama teman satu jurusan maka Agus memutuskan untuk pindah kost dan ganti mengontrak dengan teman-teman satu angkatannya yaitu Han dan Iban.
Sebelum pindah mengontrak Agus memutuskan untuk pamitan terlebih dahulu dengan bapak kost.
" Assalamu'alaikum," ucap Agus sambil mengetuk pintu rumah Bapak Kost di sebelah samping kost-kostan.
"Wa'alaikum salam," ucap dari dalam rumah dan pintu rumah terbuka karena dibuka dari dalam.
"Ada apa Mas Agus," tanya Pak Darno sang Bapak Kost.
"Badhe matur pak(Mau berbicara pak)," jawab Agus agak pelan
" O inggih monggo pinarak riyin(O ya Silahkan duduk dulu)," Pak Darno mempersilahkan duduk Agus.
"Ngaten pak, Nuwun sewu kulo badhe izin mau keluar kost amargi badhe kontrak kaliyan rencang(Begini pak, saya mau izin keluar kost karena mau kontrak dengan teman)," Agus menerangkan.
"Badhe pindah pundi niki mas ?" tanya Pak Darno
"Badhe kontrak di Perumahan Bulusan," Agus menjawab.
"Nopo amargi kulo undhakke kostnya mas?" Pak Darno coba menyelami.
Agus tersenyum kecil sambil menjawab" Inggih kaliyan niku pak."
"Pripun nggih mas amargi kost sekitar sami mundhak, penyesuaian mas," Pak Darno membela diri.
"Inggih mboten nopo-nopo janjane inggih tasih remen teng mriki," Agus meredakan ketegangan.
"Inggih kulo nggih mboten nopo-nopo mugi mugi mangke nggih pikantuk tiyang kost malih mriki cepet payune mboten usah kuatir?" Pak Darno menenangkan.