Setelah menyelesaikan mata kuliah PKL akhirnya Agus berhasil mendapatkan 100 sks lebih, kemudian dia berpikir untuk terus langsung tancap gas untuk mengejar ketinggalan dari teman-temannya yang sudah menyalipnya untuk urusan kuliah bahkan sudah ada yang mau lulus sarjana.
Agus segera mengambil mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata) supaya kuliah nya cepat kelar, selanjutnya yang dilakukannya adalah menunggu pengumuman untuk keberangkatan dan pembagian kelompok KKN. Setelah beberapa lama akhirnya tiba saatnya pengumuman pembagian kelompok dan anggota tim serta pengarahan tentang KKN yang diselenggarakan di Kampus Bawah Pleburan. Maka Agus segera ke kampus bawah naik bis kota.
Setelah naik bis dari Ngesrep ke kampus Pleburan, Agus berjalan kaki memasuki kampus bawah yang menjadi pusat kumpulnya mahasiswa perkotaan, dengan agak PD karena sudah mengambil mata kuliah KKN berarti mata kuliah yang lain tinggal sedikit dan menuju wisuda yang diidam-idamkan. Agus mencari papan pengumuman yang berisi tentang pembagian kelompok KKN dan ruang tempat pengarahan KKN.
Di dalam ruangan pengarahan untuk Mahasiswa yang akan KKN di desa, seorang pengusaha keturunan memberi wawasan tentang mengembangkan tingkat ekonomi di desa dengan membuat bisnis pembuatan sarang lawet apabila ada tempat yang bisa digunakan sarang lawet di desa yang akan dituju. Agus mendengarkan dengan seksama karaena tertarik dengan cara mencari tempat untuk bisnis sarang lawet dengan perantara rumah orang yang paling tidak punya di desa tersebut.
Ketika Agus melihat anggota-anggotan KKN dari kelompoknya ternyata gabungan dari berbagai fakultas dan jurusan serta semua angkatannya di bawah Agus. Agus segera memaklumi karena memang dia agak terlambat untuk studinya.
Ketika sudah berkumpul semua dengan anggota kelompok KKN, Agus malahan mendapat kepercayaan menjadi kordes (koordinator desa).