MAHAWIRA

el
Chapter #6

05. Gerakan Non-Bullying

Lampu kamar menyala temaram, sejak sepuluh menit yang lalu Wira hanya bergeming seraya menghadap selembar kertas dengan seonggok pena di genggaman. Matanya tertuju pada kalender di sudut meja. 29 April.

Untuk segala gundah yang berkecamuk di pikirannya, jemari Wira mulai menari-nari di atas kertas.

Assalamualaikum, Bu.

Semoga Ibu membaca ini sedang dalam keadaan bahagia. Semoga tulisan ini sampai dengan baik di tangan Ibu.

Sudah satu tahun berlalu. Katanya, kontrak Ibu di sana hanya setahun. Bang Juno sudah rindu katanya, Bu. Dan Ibu pasti tau, bukan cuma Bang Juno yang kangen.

Wira sudah punya uang cukup buat ketemu Ibu. Kalau ternyata surat yang ini masih sama saja tidak ada balasan dari Ibu, maka Wira boleh, kan, ke sana ketemu Ibu?

Salam anak bungsu,

Wira

Wira memejam. Punya uang cukup untuk menyusul Ibu? Wira terkekeh dalam hati. Akhirnya, ia mengikuti saran yang Dipta berikan tempo hari. Menurutnya, itu juga bisa menjadi salah satu cara agar Ibu membalas pesannya.

Akhirnya, Wira selesai menulis surat kebohongan.

***

"Gak bisa dibiarin! Itu udah termasuk pembullyan!"

Sudah sepuluh menit terakhir Nai bersungut-sungut setelah diceritakan apa yang menimpa Aylin kemarin. Kalau saja Wira tidak mencegah gadis itu untuk pergi ke kelas Sabrina, pasti keributan kembali terjadi.

Nai kembali bersuara, "Terus kamu mau lapor ke BK? Aku—"

"Aku gak yakin karena dia kebal hukuman," seka Dipta memotong ucapan Nai.

"Desas-desus yang aku dengar, dia salah satu anak dari guru sini, tapi gak tau siapa," ujar Aylin yang sedari tadi diam.

"Curang banget, walaupun kena hukuman pasti gak berat-berat banget."

"Laporin langsung ke Kepsek—?"

"Mohon perhatiannya." Semua pasang mata di kelas IPS itu tertuju ke depan papan tulis. Si ketua kelas berdiri di sana dengan membawah setumpuk lembaran entah berisi apa.

"Di sekolah kita ada organisasi baru, namanya Klub GNB—Gerakan Non-Bullying. Anggotanya ada 5, di kertas ini sudah ada penjelasan lebih detail, bisa dibaca sendiri."

"Kalau mau gabung gimana?" tanya salah satu murid di pojok paling kanan.

Lihat selengkapnya