"Sekotak eksperimen dari Aylin, kali ini apa, Ay?" Dipta berujar seraya mendekat ke meja Aylin dan Nai yang terdapat sekotak makanan hasil tangan Aylin.
"Udah lama, nih, kamu gak coba-coba buat makanan kayak gini," sahut Wira.
"Curiga yang ini aneh-aneh lagi, terakhir itu Aylin gabungin tahu sama keju," celetuk Nai.
"Namanya juga nyoba. Tapi enak, kan, tahu isi kejunya?" Aylin terkikik, mulai membuka tupperware membuat aroma manis menguar.
"Kue cubit stroberi!" serunya, menjadi penyebab Nai, Dipta dan Wira menatap agak aneh. Pasalnya, tumben sekali yang ini normal sedikit.
"Kok, diem? Gak mau cobain?" tanya Aylin.
"Tumben normal, Ay?" celetuk Nai keceplosan.
"Yah, katanya tadi jangan aneh-aneh?"
"Jangan dengerin Nai, Ay. Terus berinovasi!" Dipta mencomot satu kue cubit berwarna semi merah. "Ini apa, Ay?" Dipta menunjuk persis di tengah kue cubit, terdapat sesuatu menonjol berwarna merah.
"Itu pakai stroberi asli," balas Aylin menunjuk buah stroberi yang menempel di tengah kue cubit.
Dipta mengelus dada, "Masih ada aneh-anehnya dikit, hehe."
"Gak aneh tau, rasa stroberinya jadi lebih terasa," ujar Wira setelah menelan satu gigitan kue cubit.
"Makasih, kawan-kawanku tercintah!" Aylin berseru gemas.
Aylin mengambil benda berantena di saku bajunya karena berbunyi. Mendapatkan satu pesan dari nomor tidak di kenal, untuk itu dengan segera Aylin membukanya.
Selamat pagi, kami dari organisasi GNB ingin menginformasikan terkait laporan Daniella Aylin pada tanggal 30 April 1998.
Untuk menindaklanjuti laporan, dengan hormat kami menyampaikan persyaratan :
1. Datang langsung ke ruangan GNB.
2. Mengisi formulir dan bertanda tangan.
3. Mengirimkan biaya penanganan sebesar Rp 10.000,00 ke nomor rekening yang sudah kami cantumkan.
Kamu sudah memenuhi persyaratan 1 dan 2, laporan akan segera ditindaklanjuti jika semua persyaratan telah terpenuhi.
Demi privasi satu sama lain, mohon untuk tidak menyebarkan terkait informasi ini.
Terimakasih
Aylin menganga. Apa...
"Kenapa, Ay?"
...maksudnya?
Melihat Aylin berhenti mengunyah dan tiba-tiba berdiri dari duduknya, membuat Nai, Dipta dan juga Wira kebingungan sendiri.
Aylin sudah terlanjur kebingungan, tanpa memperdulikan kalimat terakhir yang tercantum dalam pesan, gadis itu meletakkan ponselnya di tengah meja. Aylin pikir, teman-temannya berhak tau.
"Gila?!" Nai memekik.
"Nominalnya dua kali lipat dari uang saku pada umumnya," ujar Wira.
"Kondisi krismon begini masih aja bayar-bayar? Pungli, nih!" sahut Dipta menggebu.
"Shutt! Jangan keras-keras, sebenarnya ini gak boleh ada yang tau selain yang lapor," jelas Aylin dengan nada rendah.
"Biaya penanganan? Memang gimana cara mereka menangani kasus?" tanya Wira berusaha mencerna.
"Membuat pelaku meminta maaf, kasih hukuman, dan buat pelaku gak ngelakuin hal yang sama lagi," papar Aylin. Menatap satu persatu di antara mereka.