Cerita Ini Terinspirasi Dari Kisah Nyata
Langkah seorang wanita tua membawa tongkat kayu menyusuri jalan setapak ditengah desa. Hamparan padi membentang luas menari tersapu angin seakan sedang berdzikir kepada sang pencipta semesta alam. Langkah wanita tua dengan kutu baru hitam dan jarik batik tampak tegas meski usia yang sudah tidak muda lagi. Mata tua dengan kelopak coklat menampakkan semangat penuh dengan harapan. Kulit keriput pucat tidak sebanding dengan semangat yang tidak menggambarkan kekuatan wanita tua usia senja.
"Sebuah kisah perih menjadikanku kuat merasakan kehilangan orang terkasih." Burung beterbangan seakan menunjukkan kepada dunia kebahagiaan dihari yang begitu indah ini. "Tahun demi tahun berganti masih kuberharap mendengar kabar baik." Wanita tua itu tersenyum menyapa seseorang dipinggir jalan. " Mau kedepan Mbok ?" Seorang wanita paru baya bertanya dengan membawa beberapa kerekse sayuran dari melijo (tukang sayur keliling) didepan rumahnya.
Si Mbok, begitulah para tetangga memanggil wanita tua tersebut. Si Mbok adalah seorang wanita tua yang banyak dikelilingi oleh keluarga dan tetangga yang sangat menyayanginya. Diusianya seng sudah senja Si Mbok tetap mendapatkan kasih sayang sari semua orang disekelilingnya. Sim Mbok dikenal sebagai wanita tua yang kuat dan pantang menyerah dengan takdir yang telah ditetapkan untuknya.