MAHILA DIUJUNG SENJA

Meria Agustiana
Chapter #10

BAB 9

Banyuwangi 2018

           Dua tahun setelah kejadian pria misterius tersebut, tidak pernah ada kabar lagi tentang pria misterius itu. Pria misterius itu pun tidak pernah lagi datang kedesa ini bahkan untuk sekedar lewat dijalan. Sama seperti julukanya, pria misterius itu sangat misterius dan tidak pernah lagi muncul. Kejadian dua tahun lalu semakin meyakinkan Si Mbok bahwa Marni bener-benar masih hidup. Si Mbok sangat yakin bahwa tidak lama lagi Marni akan pulang menemuinya.

           Dua puluh tiga tahun Marni telah pergi dan tidak ada kabar sama sekali, selama itu juga penantian Si Mbok terhadap anak perempuannya itu. Si Mbok sudah tidak muda lagi, namun harapan masih tetap sama. Setiap doa yang diminta adalah Marni pulang menemuinya dan berkumpul kembali bersama keluarga.

           Suara batuk Bapak dari dalam rumah membuyarkan lamunan Si Mbok yang tengah duduk diteras rumah memperhatikan jalan.

”Watokmu kok tambah nemen to Pak”

(Batukmu kok semakin parah Pak)

Bapak terus berjalan tanpa membalas perkataan Si Mbok dengan membawa arit yang telah diasah hingga warnanya putih mengkilap. Hingga saat ini, bapak masih memelihara sapi hasil gaduhan dari tetangga, oleh karena itu setiap pagi Bapak harus pergi mencari rumpu segar untuk pakan sapi.

“Mandeko lek mu ngrokok kui lo Pak”

(Berhrntilah kamu kalau mereokok Pak)

Perintah Si Mbok kepada Bapak yang masih saja menghsap udutnya meski batuk yang dialaminya tidak kunjung sembuh.

           Bapak memang orang yang sangat keras kepala. Tidak heran beberapa dari anak Si Mbok memiliki sifat keras kepala turunan dari Bapak.

“Diomongi kok malah lungo”

(Dibilangin kok malah pergi)

Si Mbok kembali masuk kedalam rumah melupakan semua ucapannya yang telah diacuhkan bapak.

*****

           Satu bulan setelah nasihat Si Mbok yang diabaikan Bapak, Bapak kini tengah jatuh sakit. Batuk yang telah bertahun-tahun dialami sedikit demi sedikit menggerogoti kesehatannya. Bapak memang sudah lama mengalami batu yang tak kunjung sembuh. Sudah berbagai cara pengobatan dilakukan untuk menyembuhkan batuk Bapak, namun belum ada cara yang berhasil karena kebiasaan Bapak yang tidak mau berhenti merokok.

           Saat ini Bapak sudah tidak lagi merokok, kondisi kesehatannya yang semakin hari semakin memburuk membuat Bapak hanya bisa berbaring lemah ditempat tidur. Si Mbok dibantu Iis selaku anak erempuan yang paling dekat membantu merawat Bapak saat bapak sakit. Mulai dari memasak dan memcuci pakaian semua dikerjakan oleh Iis, seangkan tugas Yanto adalah memanggil dokter untuk memeriksa Bapak dirumah.

           Bapak dirawat dirumah saja karena sulit membujuk Bapak untuk opname di rumah sakit agar mendapat perawatan yang lebih baik. Lagi-lagi sifat keras kepala bapak ditunjukkan untuk menolak keinginan anak-anaknya. Semua tidak dapat memantah keinginan Bapak dan menuruti untuk dirawat di rumah saja.

           Setelah selesai memeriksa Bapak, dokter duduk dikursi dan menulis beberapa resep obat.

“Ibu ini obat yang harus ditebus di Apotek. Jangan sampai telat ya bu. Kalau sudah habis segera beli lagi”

 

“Iya pak dokter”

Jawab Iis kepada dokter yang memeriksa Bapak.

“Kalau begitu saya pamit Bu”

Dokter menyalami Iis dan beberapa orang yang ada didalam rumah.

           Setelah dokter pergi meinggalkan rumah, Iis menyodorkan selembar kertas resep kepada Yanto.

Lihat selengkapnya