Mahkota Untuk Raihan

Ratnasari
Chapter #2

2.

🕊️🐀🐁🕊️

Dream Land On....

Gadis itu berada di padang pasir yang sangat luas. Dia sangat kebingungan kenapa bisa berada di sana. Dia melihat sekelilingnya yang hanya tanah dan pasir.

"Ratnaaaaaaa"

Tiba-tiba saja dia mendengar seseorang memanggil namanya dengan sangat keras. Bahkan suara itu seperti suara penggilan permintaan pertolongan padanya. Karena Ratna juga mendengar deru nafas seorang lelaki yang memanggilnya itu.

Ratna berusaha mencari keberadaan orang yang telah memanggilnya itu. Namun hasilnya nihil.

"Ratnaaaaaaa tolongin akuuuu"

Lagi? Suara itu kembali memenuhi telinganya. Ratna mulai berlari dengan kencang. Sampai dia akhirnya berhasil menemukan orang yang meminta tolong padanya. Dia melihat pria yang sering muncul di mimpinya itu lagi. Tapi, kali ini dia tak mendapat kehadiran pria itu dalam keadaan tersenyum padanya.

Pria itu justru hadir dengan penuh darah dan luka di tubuhnya. Ratna menangis melihatnya.

"Mas Raihannnnnn" Teriak Ratna.

"Tolongin akuuuuuuuu" Ujar lelaki berbaju putih polos penuh darah dan luka itu sambil meringis kesakitan.

"Tunggu di situ Mas. Aku pasti tolongin kamu Mas" Ujar Ratna berusaha menenangkan.

Ratna berusaha melangkah ke arah pria itu untuk mengobati lukanya. Ratna betul-betul menangis.

"Tunggu sebentar Mas. Kenapa kaki aku tak bisa gerak!!! Tolongggg!!!" Teriak Ratna dengan keras.

Kakinya betul-betul tak bisa melangkah sedikitpun. Seolah-olah kakinya tertanam di atas tanah itu.

"Arghhhhhhhhhhhh Ratnaaaaaaa tolongin akuuuuuuuu" Teriak pria itu kembali yang nampaknya lebih kesakitan dari sebelumnya.

"Aku mohon Mas jangan nangis. Ya Rabb, hukuman macam apa ini? Biarkan Hamba menolongnya. Hamba mohon ya Rabb hiks.... Hiks.... Hiks...."

"Arghhhhhhhhhhhh Ratnaaaaaaa tolongin aku" Teriak pria itu kembali.

Ratna tersujud di atas tanah dengan baju putih polos yang ia kenakan. Dia menangis sejadi-jadinya melihat kondisi pria di hadapannya itu. Dia sangat ingin menolongnya dan mengobati lukanya tapi kakinya betul-betul seakan-akan tertanam di dalam tanah.

"Jika Engkau tak suka Hamba membuat permintaan itu pada-Mu ya Rabb. Hamba tarik kembali permintaan Hamba pada-Mu ya Rabb. Tapi tolong biarkan Hamba menolongnya. Hamba tak rela beliau terluka sedikitpun di hadapan Hamba. Hamba tidak akan membiarkannya terluka sedikitpun ya Rabb. Tolong izinkan Hamba menolongnya hiks.... Hiks.... Hiks.... Tolong ya Rabb hiks.... Hiks.... Hiks...."

Tiba-tiba dia melihat masjid megah penuh dengan emas di setiap ukirannya. Dengan cahaya mentari yang entah dari mana begitu menyinari masjid megah dan mewah itu yang posisinya tak jauh dari Ratna dan pria itu.

Seraya masjid itu muncul, Ratna berhenti mendengar pria itu meminta pertolongannya bahkan meringis kesakitan seperti sebelumnya.

Ratna tertegun melihat pria itu tiba-tiba bangkit dan menghampirinya dengan senyuman indah di bibirnya.

Pria itu mengulurkan tangannya pada Ratna. Awalnya Ratna terdiam membisu. Lalu, dia berusaha meraih tangan pria itu. Pria itu pun membantunya berdiri meskipun pria itu tak berbicara sepatah kata pun padanya.

Tangan Ratna digenggam erat oleh pria itu. Ratna digandeng berjalan perlahan masuk ke dalam masjid itu. Ratna yang awalnya tak bisa menggerakkan kakinya sedikitpun. Kini justru melangkah masuk ke dalam masjid itu bersama pria yang sebelumnya ingin dia tolong.

Pria itu terus saja tersenyum padanya seraya Ratna yang terus memandangi wajah pria itu. Seraya mereka berdua berdiri di dalam masjid mewah itu.

Lihat selengkapnya