Mahkota Untuk Raihan

Ratnasari
Chapter #3

3.

🕊️🐀🐁🕊️

Ernaisya sungguh jauh berbeda dari adiknya, Ratna. Perbedaan mereka bahkan sampai 180°. Dari segi berpakaian pun Ernaisya sangat jauh berbeda dari Ratna adiknya sejak masih kecil.

Ernaisya selalu memakai seragam yang super ketat dan rok yang melanggar aturan sekolah. Rok span, sepatu berwarna dan baju seragam yang ketat, itu lah pakaian yang Ernaisya sukai. Berbeda dengan Ratna, dia jauh lebih baik dari sang kakak dalam hal apapun itu. Banyak orang yang memuji sosok Ratna sejak kecil. Bahkan, Ratna diangkat sebagai kembang desa sejak kembali ke Bogor. Hal itu membuat Ernaisya semakin membenci Ratna dalam kehidupannya.

Tadinya Ernaisya ingin memulai sekolah dasarnya di Batam. Tetapi setelah Neneknya meninggal, dia memulai sekolah dasarnya di Bogor. Karena saat itu kedua orang tuanya menginginkan agar Ernaisya memulai masa sekolah dasarnya bersama dengan Ratna.

Ada 3 sahabat kecilnya dan satu sepupunya yang ikut pindah juga untuk bersekolah di Bogor.

"Enggak bisa Ma. Erna udah telat ini. Dah ya, Assalamu'alaikum" Pamit Ernaisya yang pergi begitu saja selesai mencium tangan Mamanya.

Mama menatap Ratna dengan tatapan sayu. Ratna hanya membalasnya dengan tatapan dingin seperti biasanya. Padahal, jam masuk masih lama. Lagipula, hari ini adalah hari bebas, di mana semua guru lebih fokus pada Siswa/i baru.

Apalagi dia selalu diantar Pak Andi untuk pergi ke sekolah menggunakan mobil pribadi keluarga. Ratna sudah tahu sejak awal, ucapan kakak perempuannya tadi hanyalah omong kosong untuk menolak perintah Mamanya secara tidak langsung.

"Anna berangkat dulu Ma" Pamit Anna sambil mencium tangan Mamanya.

"Yasudah, hati-hati di jalan ya sayang. Kalo nanti mau dijemput telepon Ayah saja ya"

"Iya. Assalamu'alaikum" Pamitnya lalu segera pergi dari rumahnya.

"Wa'alaikumussalam"

Mama menatap kepergian Ratna sambil tersenyum dan berusaha menyembunyikan kesedihannya.

Kamu betul-betul Putri berliannya keluarga besar kita sayang. Enggak ada gadis semandiri, setabah, setegar kamu. Bahkan enggak akan ada gadis lain di luar sana yang kesabarannya seluas kamu Anna. Mama bangga punya kamu sayang. Mama bangga.

Ujar Mamanya dalam hati.

"Mama tahu Ann, sikap dingin kamu ke Mama, itu semua atas kesalahan Mama sendiri hiks.... Hiks.... Maafin Mama sama Ayah ya sayang hiks.... Hiks.... Maafin, Ayah sama Mama udah ngelakuin kesalahan besar ke putri Mama sendiri hiks.... Hiks.... Apakah Hamba dan suami Hamba pantas untuk Engkau maafkan ya Rabb?! Hiks.... Hiks...." Ujar Mama dalam kesendiriannya sambil menatap kepergian Ratna dari hadapannya.

Penyesalan. Itu yang orang tua Ratna rasakan saat ini. Luka yang membekas di fisik bahkan ingatan Ratna sendiri tak akan mungkin bisa mereka obati seumur hidup mereka. Inilah akibat dari perbuatan buruk mereka terhadapnya dulu sebagai orang tuanya. Ratna menjadi sosok gadis yang sangat dingin. Senyumannya hilang secara permanen.

Lihat selengkapnya