Mahkota Untuk Raihan

Ratnasari
Chapter #17

17.

🕊️🐀🐁🕊️

Ratna hanya ingin mendengar kejujuran Lusi yang sampai saat ini masih belum dia dapatkan. Dia tahu jika Lusi sangat menyukai Faruq, tapi sayangnya Lusi tidak berani berkata jujur pada Faruq bahkan padanya sebagai sahabat dekatnya. Karena Lusi tahu, Faruq hanya mencintai dan menyayangi Ratna, bukan dirinya. Lusi juga tak ingin membuat Ratna sedih jika dirinya berkata jujur bahwa dia begitu menyukai Faruq.

Padahal, jauh di lubuk hatinya Ratna. Tak ada segelintir perasaanpun pada Faruq. Dia dan Faruq hanya tak sengaja bertemu dalam sebuah perlombaan saat Ratna masih SMP dan Faruq sudah menjadi anak SMA saat itu.

Berbeda dengan Ratna, yang raganya bahkan hatinya tidak akan pernah ada untuk Faruq bahkan untuk lelaki manapun di luar sana. Semua itu terjadi karena prinsip yang sudah dia pegang sejak dulu. Bahkan Ratna juga tahu dan sadar, membuat seorang lelaki berharap padanya dan menyimpan dua orang dalam satu hati adalah sebuah kesalahan terbesar dalam cinta.

Ratna mengetahui jika Lusi menyukai Faruq sejak lama karena kemampuan lebihnya itu. Dia hanya butuh kejujuran dari Lusi secara langsung. Jika Lusi masih tidak mau jujur, maka Faruq akan semakin lama dipermainkan olehnya.

Ratna sebenarnya sengaja mempermainkan Faruq dan membuat lelaki itu menunggu jawaban darinya dalam waktu yang cukup lama. Dia hanya ingin melihat kepedulian Lusi pada Faruq selama ini yang sudah dia sembunyikan dari orang yang dulu sempat menjadi sahabat terbaiknya di masa SMP. Sedikit sakit hati memang jika sahabatnya sendiri harus berbohong dan menyembunyikan hal sebesar itu dari dirinya. Itu artinya, Lusi memang tidak pernah percaya sepenuhnya pada Ratna dan dia juga meragukan keberadaan Ratna sebagai sahabat terbaiknya di masa SMP dulu.

Ratna masih berdiri di depan gerbang rumahnya, menunggu angkutan umum tiba di depan mata.

"Ck. Aku pasti telat nih" Decaknya sedikit kesal sambil sesekali melirik pada jam tangannya.

Beberapa menit kemudian, Ratna pun mendapatkan angkutan umum. Banyak yang memberikan tatapan penuh makna saat dirinya sudah masuk ke dalam angkot itu.

Bahkan, banyak yang memuji dirinya dalam hati mereka masing-masing. Risih rasanya jika dia harus tahu hal itu. Ratna memang sangat benci akan pujian. Tapi dia sangat memuji sebuah kritikan.

Kalian tahu kenapa? Karena menurut Ratna, pujian hanya akan membuatnya bangga hingga terbang tinggi dan bisa sampai lupa daratan. Sedangkan kritikan, bisa membuatnya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Karena risih mendapat tatapan aneh dari orang-orang yang ada di dalam angkot itu. Ratna pun segera menyumpal kedua telinganya dan mulai mendengarkan musik kesukaannya sambil menutup matanya.

"Stop Bang" Ucapnya dingin membuat angkot itu berhenti.

"Berapa Bang?" Tanya Ratna pada supir angkot yang masih terbilang cukup muda itu.

"3 ribu aja Neng cantik" Jawab sang sopir dengan sedikit ucapan yang terdengar ganjen di telinga Ratna.

"Ini Bang. Kembaliannya ambil aja" Ucapnya sambil memberikan uang selembaran 20 ribu dan segera pergi.

"Makasih cantikk!! Semoga dapet jodoh yang baikk ya Nenggg!!" Teriak supir angkot itu yang masih terdengar oleh Ratna.

Aamiiin Ya Rabbal Alamiiin. Semoga Allah mengabulkannya.

Batin Ratna sambil tersenyum kecil namun manis.

Lihat selengkapnya