🕊️🐀🐁🕊️
“Jadi, dulu si Anna punya sahabat kecil sampai akhirnya mereka berdua dijodohin dari kecil Dit. Waktu si Anna mulai sekolah dasar. M. Malik Dwi Pratama Putera itu nama cowoknya. Dia cowok pertama yang deket dan bisa ngeluluhin hati dinginnya si Anna. Si Anna sayang banget sama Malik bahkan lebih dari dia sayang ke dirinya sendiri. Sampai suatu hari, mereka berdua dipisahin sama orang tua mereka, yang mereka sendiri pun gak tahu apa alasan di balik itu semua Dit” Ujar Lusi mulai bercerita.
“Si Anna kehilangan arah bahkan dia kehilangan jejak Malik. Si Anna sampai frustasi bahkan dia hampir aja ngelukain dirinya sendiri akibat kehilangan sosok Malik waktu itu Dit. Sejak peristiwa kehilangan Malik, Anna bukan lagi jadi Anna yang orang-orang kenal dulu Dit”
“Anna yang dulu, murah senyum, bahkan periang banget di mata orang-orang terus ceria setiap hari. Bahkan semua orang selalu ngerinduin suara tawa sama senyum dia setiap hari. Sedangkan sekarang, kepribadiannya aja bertolak belakang banget sama sosok asli dia yang dulu. Aku tahu semua kisah dia dari sepupunya, Reza. Aku benci banget lihat sosok dia yang sekarang. Aku sayang sama dia Dit, dia temen terdekat dan terbaik aku selama ini. Aku gak mau dia berubah kayak gini Cuma karena kehilangan Malik. Aku gak mau temen deket aku harus kehilangan jati dirinya kayak gini Dit” Ujarnya sambil terisak tangis. Dita berusaha melihat kebohongan pada Lusi. Namun nihil, ini memanglah masalah utamanya sama Anna.
“Sekarang, si Anna lagi buat satu cowok nunggu begitu lamanya Cuma buat dapet jawaban dari dia atas pertanyaannya itu ke dia dua tahun yang lalu. Namanya Faruq, dia anak sekolah SMAN 1 KHRISNA. Aku tahu Dit, dia buat Faruq nunggu dalam waktu yang lama Cuma biar dia bisa buka hati dia buat Faruq. Padahal kenyataanya tetap sama. Dia gak akan mungkin bisa buka hati dia buat laki-laki manapun sampai kapanpun itu. Aku bener-bener gak rela kalo dia mainin perasaan orang lain kayak gitu. Aku gak suka hiks.... hiks....”
Faruq? Kok aku ngerasa kenal ya sama nama cowok itu. Oh, atau mungkin cowok yang terkenal cerdas terus tampan itu kali ya?
Batin Dita bertanya-tanya.
“Kamu suka sama Faruq?” Pertanyaan Dita membuat Lusi menoleh dengan cepat.
“Sorry, aku bisa tahu itu dari cara kamu ngucapin nama Faruq dan peduli banget sama orang itu. Apa kamu suka sama dia?”
Lusi menarik nafasnya perlahan. “Iya. Aku suka sama Faruq. Tapi aku sadar Dit, Faruq Cuma sayang sama si Anna, bukan aku”
“Dari mana kamu tahu hal itu?”
“Jujur, aku sering kirim pesan ke Faruq. Tapi ternyata dia gak punya perasaan sedikit pun sama aku. Ya, awalnya emang Faruq ramah dan baik banget sama aku. Ternyata, itu aku nya aja yang terlalu anggap itu hal lebih”
“Si Anna tahu kamu suka chatting-an sama Faruq terus kamu punya perasaan sama Faruq?” Tanya Dita to the point. Lusi pun menggeleng pelan.
“Kalo gitu, kamu udah salah besar Si. Kamu sama aja nunjukkin kalo kamu gak percaya sama si Anna sebagai temen deket kamu lagi. Kamu udah ngeraguin kehadiran dia sebagai sahabat kamu selama ini. Aku juga udah tahu kalo soal kisah kelam si Anna sama Malik”
“Iya Dit, aku tahu aku udah salah besar. Makanya, hari ini aku mau bicara empat mata sama dia”
“Oke, semangat. Aku dukung kamu kalo kamu mau jujur kayak gitu” Ucap Dita sambil merangkul pundak Lusi.
Dita terdiam seketika, tiba-tiba saja dia teringat pada Ratna yang terdiam begitu saja saat salah satu kakak kelasnya membicarakan sesuatu tentang Ratna di lorong koridor sekolah kemarin.