Maitua

intan elsa lantika
Chapter #1

Menikah Saja!

"Nikah aja! Dia itu lulusan UGM, sekarang sudah kerja di BUMN, gagah dan masih bujang!"

Itulah kalimat paling lantang diantara banyaknya ucapan yang keluar dari orang-orang yang sedang duduk mengelilingi ku. 

Aku yang sedang berbalut mukena hanya tertunduk diam sambil mengepalkan tangan dengan sangat kencang untuk menahan mulut ku agar tidak menjawab. 

"Bisa apa aku sebagai seorang istri?" Batin ku yang baru kemarin lulus SMA. 

Malam ini aku diajak untuk solat berjamaah di rumah Ustadz Mahmud. Tidak salah aku merasa aneh, kenapa harus solat berjamaah di rumah ustadz? Kenapa tidak di musola atau di mesjid? Ternyata setelah solat, ada sesi siraman rohani yang isi ceramhnya tertuju khusus untuk ku. 

Berbeda dengan ceramah agama pada umumnya yang penceramahnya hanya satu. Kali ini semua jemaah menjadi penceramah kecuali aku dan ustadz Mahmud. Ustadz Mahmud hanya bertugas untuk membenarkan dalil-dalil yang orang-orang ini pakai untuk menyerang ku. 

"Pak Ustadz, ada hadisnya kan? Jika datang lelaki yang diridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkan!" tanya Om Danar pada Ustadz Mahmud.

"Benar, tapi ...."

Belum sempat Ustadz Mahmud melanjutkan jawabannya, Om Danar langsung mengangkat tangan untuk menghentikan Ustadz Mahmud bicara.

"Nah, jelas kan? Dalilnya ada! Jadi kamu nggak bisa menolak Ferdi!" ujar Om Danar sambil menunjuk ku.

Aku mengangkat kepala, ku beranikan diri untuk menatap Om Danar. Aku menaikan alis untuk memperjelas ekspresi heran ku. Mata kami saling menatap dan tatapan mata Om Danar tidak kalah tajam.

"Aku masih kecil!" Batin ku yang masih tak berani menjawab.

Aku kembali menunduk, kali ini aku meremas ujung mukena ku hingga semua orang bisa melihat aku sedang mengepalkan tangan dengan sangat kencang dan kali ini nafas ku mulai tidak teratur.

"Benar, tentang hadis itu! Tapi hadis itu ditujukan untuk wali si wanita, kalau wanita yang dilamar, tetap punya hak untuk menolak atau membatalkan lamaran, sekalipun yang datang orang yang diridhoi agamanya," Ustadz Mahmud seperti berusaha menengahi permasalahan ku dan keluarga ku.

"Nggak bisa gitu pak Ustadz! Kami datang kesini dengan harapan, Intan mau menikah dengan Ferdi! Jadi kami minta tolong agar pak Ustadz ikut menasehati dia agar mau menikah!" tiba-tiba nenek menyela pembicaraan dan mulai terang-terangan menyebut masalah yang ingin mereka selesaikan malam ini.

Lihat selengkapnya