Maitua

intan elsa lantika
Chapter #3

Malam Keputusan

"Intan, intan!" suara Cia, sahabat sekaligus sepupu ku dari depan pintu kamar.

"Masuk," teriak ku dari dalam.

"Halo, baby girl," ucap Cia menyapa ku dengan gaya khas nya, Cia adalah jenis manusia yang suka nyerocos, tapi dia adalah salah satu orang yang paling tau aku, karena kami sudah bersahabat dari bayi.

Aku tidak menjawab dan hanya menatap Cia sambil manyun.

"Ini tumben banget! Tumbeeeen banget minta aku nginep!" ucap Cia.

"Ada masalah besar, Cia! Aku nggak bisa mutusin ini sendirian!" jawab ku.

"Baru 3 hari loh, ijazah aja belum keluar, kamu udah punya masalah aja? Menjadi dewasa emang nggak gampang ya!" ucap Cia dengan penuh drama.

"Cia, aku serius!" tegur ku.

"Ya, aku juga serius! Aku juga punya masalah besar, kucing ku rewel abis dikebiri!" jawab Cia.

"Ha? Kasian banget! Kok tega?" ucap ku kasian pada kucing Cia.

"Awalnya aku juga nggak tega, takut melanggar hak asasi kucing kan, tapi ..."

"Stop! Kamu kesini bukan buat ngomongin kucing! Bantuin aku!" teriak ku menghentikan Cia bicara.

"Aduh, iya lagi! Kamu ada masalah apa?" tanya Cia.

"Aku dipaksa nikah!" ucap ku pelan dan tegas.

"Nikah? Bentar lagi kamu bakalan ML dong? Kamu nggak takut?" Cia bicara agak teriak.

"Iiih, jijik! Jangan bahas itu dulu! Maksud aku, kita bahas aku harus gimana dulu!" teriak ku.

"Sama siapa nikahnya? Kamu udah yakin sama Ucul?" tanya Cia.

"Bukan Ucul, Cia! Kamu kasih aku kesempatan jelasin dulu!" pinta ku.

"Oke, oke, aku diam! Kamu silahkan cerita dulu!" ucap Cia sambil membuat gerakan seakan-akan menarik resleting di mulutnya, lalu mengunci dan melemparkan kuncinya.

Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskan dengan pelan.

"Aku dijodohin," ucap ku.

Cia hanya mengangguk dan mulutnya masih tertutup rapat.

"Awalnya aku nggak mau," ucap ku sambil menatap Cia.

"Aku kira dia bakalan kayak cowok-cowok perjodohan norak yang ada di film-film!"

Aku berhenti bicara dan kembali menarik nafas panjang, "Tapi ternyata dia beda! Ideal banget! Serius, dia ganteng, lulusan terbaik UGM, udah kerja, udah punya rumah dan mobil, baik, lembut, gombal, romantis! Dan di hari pertama kami ketemu, dia langsung kasih aku gelang ini! Gelang mutiara asli lombok! Ini kayaknya mahal deh! Bagus kan?" jelas ku dengan bersemangat.

Cia terlihat ikut bersemangat dan mengangguk dengan cepat.

"Tapi dia mau nikah cepat, udah nggak bisa nunggu aku kuliah dulu, mau langsung nikah katanya! Aku bingung banget, aku masih punya cita-cita, aku masih pengen jadi pengusaha sukses!" ucap ku.

Cia mengganti ekspresinya seperti prihatin.

"Gimana dong?" tanya ku.

Cia lebih melengkungkan mulutnya kebawah dan nyaris terlihat manyun.

Lihat selengkapnya