Maitua

intan elsa lantika
Chapter #30

Dapat Investor

Aku melihat proposal restoran yang ku buat masih ada di meja kamar mama. Sebelumnya, aku sudah menceritakan pada mama bahwa aku berencana untuk merintis usaha restoran. Walaupun pada saat itu aku langsung diolok-olok oleh om Danar, aku tetap kekeh untuk meminta mama menawarkan proposal itu pada keluarga yang mama anggap mampu, mana tau ada yang tertarik dan mau menjadi investor. Secara, mama sudah terkenal sebagai orang yang masakannya terenak, dan dulu sudah pernah ditawarkan oleh salah satu sepupu mama untuk kongsi membuka restoran di Batam, namun mama tolak.

Pada saat aku memperlihatkan proposal ini, kebetulan malam itu om Danar memang sedang ada di rumah. Saat aku menjelaskan isi proposal, kakek terlihat sangat antusias dan sangat mendukung ku, namun mama dan om Danar malah mematahkan semangat ku dengan mengatakan aku tidak akan mungkin bisa membuka restoran, karena restoran merupakan bisnis orang kaya.

Namun anehnya pagi ini, mama tiba-tiba mengatakan, mama sudah dapat investor, dan aku kemungkinan akan bisa merintis usaha restoran.

Mendengar mama berhasil mendapatkan investor untuk usaha restoran dari proposal yang aku buat dengan sepenuh hati, aku merasakan euforia dan kepuasan mendalam. Ada rasa lega dan semangat baru karena ide dan visi yang telah dirumuskan dengan cermat kini mendapatkan dukungan nyata. Bayangan restoran yang selama ini hanya ada dalam imajinasi mulai menjadi kenyataan, dan ada kepercayaan diri yang meningkat untuk melangkah ke tahap berikutnya dengan keyakinan dan energi baru.

Tapi saat melihat proposal ini masih terletak rapi di meja mama, aku sedikit skeptis, benarkah mama mendapatkan investor melalui proposal ini?

"Kok proposalnya masih ada disini, Ma?" tanya ku penasaran.

"Oh, kemarin abis di liat, orangnya langsung setuju dan lupa bawa proposalnya!" jawab mama.

"Siapa sih investornya? Kok mama nggak mau kasih tau?" protes ku, karena mama tidak mau memberi tahu ku siapa investor yang sebentar lagi akan datang menemui ku.

"Bentar lagi kan kamu bakalan tau! Yang penting kamu dandan yang cantik dan harus ramah ya!" pinta mama.

Aku menatap diri ku di cermin. Seperti biasa, aku selalu merasa diri ku sangat cantik. Aku merapikan dress polos simple yang aku kenakkan, lalu tersenyum dengan ramah pada diri ku di cermin.

"Makasih om, udah mau kasih kepercayaan sama aku!" ujar ku dengan sangat ramah untuk latihan berbicara dengan calon investor ku.

Setelah berbicara sendiri, aku tersenyum dengan sangat manis sambil terus menatap diri ku di cermin.

"Berikan yang terbaik, Intan!" ucap ku penuh semangat.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara mobil memasuki halaman rumah ku, lalu terdengar pula suara pintu mobil ditutup lalu disusul dengan suara remote tanda mobil di kunci.

"Ha? Itu pasti orangnya!" aku kembali memastikan penampilan ku sudah rapi, lalu bergegas menuju pintu depan.

Langkah ku terhenti di ruang tengah saat melihat sosok dengan postur tinggi, tegap dan mengenakan seragam PNS yang berdiri di pintu utama, dan dia adalah Andra.

Lihat selengkapnya