Makelar Rezeki

Mizan Publishing
Chapter #3

Bagian 1: Ciptakan Kepakan Sayap Anda

Saya memulai tulisan ini dengan sebuah cerita yang saya dapat ketika menjadi santri “kalong” (santri yang tidak menetap) saat kuliah di IPB. Konon, ada seorang raja yang memerintahkan setiap rakyatnya untuk membawa satu sendok madu. Madu itu harus dimasukkan ke bejana yang telah disiapkan di atas bukit pada malam hari yang telah ditentukan. Semua rakyat menyambut dengan antusias titah sang raja.

Namun, di antara semua rakyatnya, ada seorang yang nakal, bandel, dan juga iseng. “Ah, kalau saya membawa satu sendok air, kan, tidak ketahuan. Rakyat kerajaan ini banyak, apalagi madu itu harus dimasukkan ke bejana pada malam hari. Pasti petugas penjaga tidak akan ada yang tahu. Apalagi cuma satu sendok air tidak akan memengaruhi kualitas madu,” bisiknya dalam hati.

Singkat cerita selurah rakyat membawa sendok pada malam yang sudah ditentukan, termasuk orang yang nakal dan bandel ini. Apa yang terjadi? Keesokan paginya, sang raja dan semua rakyatnya terkejut. Mengapa? Karena semua bejana yang disiapkan ternyata berisi air. Ternyata, semua rakyat berpikir sama seperti orang yang bandel itu. “Ah, kecil. Hanya satu sendok air. Sedikit tidak apa-apa ....”

Cerita ini membuat saya merenung dan mengambil hikmahnya. Ternyata, hal kecil yang kita lakukan itu bisa berdampak besar dalam kehidupan. Saat para pegawai berpikir, “Ah, nggak apa-apa bolos sebentar saja. Toh, yang lain masih banyak.” Bayangkan, bagaimana jadinya kalau yang berpikiran seperti itu sejuta pegawai di seluruh Indonesia? Berarti sudah terjadi pemborosan jutaan jam kerja!

Jika kita berpikir, “Ah, tidak apa-apa membuang sampah sembarangan, kan, hanya satu kertas tidak akan menimbulkan banjir ....” Ketika seluruh penduduk Jakarta berpikir seperti itu, sampah akan menumpuk dan menimbulkan sumbatan saluran air di mana-mana, sehingga banjir pun tidak bisa dihindarkan.

Sesungguhnya apa yang kita lakukan, sekecil apa pun itu, mempunyai dampak yang besar bagi seluruh alam semesta. Edward Norton Lorenz melakukan penelitian pada 1961. Dengan menggunakan bantuan simulasi komputer, Lorenz berusaha memprediksi kejadian cuaca. Lorenz membulatkan angka yang diperolehnya ke dalam bilangan desimal 0,506.

Namun ketika memasukkan bilangan desimal yang lebih lengkap, yakni 0,506127, Lorenz mendapatkan hasil yang benar-benar berbeda. Yang kemudian mengejutkan Lorenz adalah nilai desimal terkecil yang ia masukkan ke simulasi tersebut dalam praktiknya setara dengan sebuah kepakan sayap kupukupu. Simulasi itu menunjukkan bahwa kepakan sayap kupukupu bisa mengakibatkan atau mencegah terjadinya sebuah badai tornado. Hasil temuan Lorenz tersebut selanjutnya diberi nama The Butterfly Effect.

Kepakan sayapnya bisa mengakibatkan atau mencegah terjadinya badai tornado.

Lihat selengkapnya