Saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya pintar? Apakah saya bisa menjadi pintar? Dalam pikiran saya disaat dosen lagi mengajar di kelas. Ya, setidaknya ada satu hal yang harus saya pahami masih banyak yang belum saya pahami, memang bodoh ya bodoh saja dosen mengajar malah menghayal, hehehe.
Sekali lagi merasa begitu bodoh (jiah pada dasarnya sudah bego juga, hehehe) ketika mengetahui sesuatu dan ternyata dipahami masih banyak hal yang belum diketahui. Disaat itulah dibutuhkan pikiran merasa diri pintar. Bukan karena benar-benar merasa pintar tapi jadikan itu sebagai motivasi. Terkadang cara ini membuat kita terlihat egois, ambisius, dan mungkin begitu tahu segalanya dengan kata lain sok tahu segalanya walaupun ternyata begitu sedikit yang diketahui. Cara ini pula yang membuat diri saya dipandang sedikit aneh, gila, dan mungkin juga dipandang sebelah mata ataupun mungkin dibenci oleh teman-teman sekelas, (maklum sudah benar-benar aneh tingkat berat, hehehe).
Merasa pintar? Mungkin akan diartikan cara yang salah tapi saya coba memandangi kata ini dari sisi lain, dan saya amati pula gerak-gerik orang-orang yang saya anggap merasa pintar, sampai pada tahap ini saya sudah semakin aneh, hehehe.
Ternyata setelah diamati cukup jelas yang saya dapatkan orang-orang yang merasa pintar adalah golongan orang-orang yang selalu menjadi omongan sinis para teman-teman yang lain.
Mungkin merasa pintar adalah sebuah cara yang salah tapi saya anggap orang-orang yang melihat ini adalah orang-orang yang melihat dari satu sisi dan sisi lainnya dilupakan. Oleh sebabnya saya anggap mereka melihat dari sisi yang salah.
Dari sekian orang yang saya lihat dan saya anggap mereka merasa pintar dan termasuk diri saya didalamnya, jiah maksudnya saya sedikit bego tapi belajar menjadi pintar, hehehe. Ternyata orang yang merasa pintartak seutuhnya salah. Mengapa ? Merasa pintar terkadang adalah suatu cara untuk ingin selalu tahu dengan kata lain merasa pintar adalah sebuah jalan menuju motivasi.
Merasa pintar membuat orang-orang yang memegang prinsip ini selalu berusaha untuk maju satu langkah. Disisi lain mungkin ini dianggap konyol ternyata tidak selamanya ini akan selalu konyol karena ini jalan membuat kita termotivasi.
Tapi seutuhnya merasa pintar ataupun menjadi orang yang pintar bukanlah segalanya, menjadi orang yang berguna ataupun mampu memanusiawikan diri sendiri, berarti buat lingkungan dan mungkin punya makna buat negara adalah hal yang lebih penting. Akhirnya sebuah motivasi saya genggam untuk terus maju, terus melangkah. Duduk di depan kelas ataupun duduk di dalam kelas mengamati orang-orang yang merasa pintar adalah cara memandangi dan menyadari diri sendiri.
Selanjutnya beberapa hari kemudian...
Keadaan begitu ramai, suasana kelas begitu ribut tepatnya saat tak ada dosen di kelas. Kelas ini begitu rebut. Saya hanya bisa terhening melihat teman-teman ramai dengan teman lainnya, ada pula yang tidur, ada pula juga yang main handphone-nya. Ya, saya tak paham apa yang harus saya lakukan, sudah menjadi sedikit autis, hehehe.
Saya ambil headset di dalam tas, saya dengarkan musik di handphone. Selanjutnya saya ambil selembar kertas dan saya tulis apa yang ingin saya tulis. Saya berpikir tentang diri saya, saya berpikir untuk mengenal diri saya, saya berusaha memahami diri saya, terlebihnya saya belajar mengenal tujuan saya ada disini, saya belajar mengenal keanehan saya yang mungkin membuat otak saya sedikit melenceng, hehehe.