Kemarin mungkin aktivitas kampus tetap berjalan seperti biasanya, dimana ada dosen juga mengajar. Tepatnya sekitar hampir jam 12 atau lebih dari itu, kita praktek Ilmu Teknologi Pangan (ITP), praktek yang termasuk saya sukai.
Kemarin saya terlambat untuk ikut praktek, saya sempat tak diizinkan masuk oleh dosen pengajar karena saya dan beberapa teman yang terlambat dianggap tak menghargai dosen tersebut. Bagi saya ini semua membuat saya untuk ingin menulis, membuat saya berpikir. Ketika saya sempat tak diizinkan masuk, seakan itu mematikan saya, membuat saya seakan hancur seketika seperti orang tak punya semangat untuk maju, saya payah, hanya bisa duduk diam di luar laboratorium, maklum memang saya sedikit lemot, jiah, hehehe. Di saat itu pula saya berpikir banyak hal, saya berpikir tentang kemunafikan manusia-manusia yang hanya ingin menang sendiri, kemunafikan arti disiplin, kemunafikan rasa semangat, kemunafikan impian, yang terpenting adalah saya munafik terhadap diri saya sendiri. Hari itu saya benar-benar seorang pembual, seorang pecundang yang hanya takut tentang keinginan saya, takut untuk melakukan kesalahan, saya memandang rendah diri saya, saya menyia-yiakan semangat saya. Terlebihnya saya mempercundangi diri sendiri, karena saya pecundang terhadap hidup saya, jiah dramatis dah jadinya, hehehe.
Ketika saya menulis tentang apa yang ingin saya tulis tentang hal ini, masih sekilas yang terbenak di otak saya, masih sedikit terendap di otak saya, saya berusaha untuk kembangkan untuk bisa menggambarkannya. Saya bayangkan kembali dan masih saya pertanyakan diri saya yang pecundang? Saya selalu takut, saya selalu tak bisa berubah, saya selalu lemah, dan sangat lemah, jiah lebih tambah dramatis, hehehe
Walaupun setelah itu saya diizinkan untuk ikut praktek, hati saya masih bertanya mengapa ini bisa meruntuhkan semangat saya? Apa karena saya takut dan selalu takut ? Atau karena saya sesal terhadap ini? Atau karena presepsi saya yang berbeda dengan dosen tentang pandangan menghargai dosen? Banyak pertanyaan dan jawaban yang harus membuat saya terhening tapi tidak kaku apalagi beku karena cukup jauh dengan alat pendingin kalau dekat dengan alat pendingin mungkin akan bekulah saya, hehehe.
Saya masih tetap tak bersemangat, semangat saya untuk bisa jadi mahasiswa yang gila akan perubahan itu runtuh. Sesaat setelah diizinkan praktikum saya masih duduk terdiam melihat teman sekelompok lain yang melanjutkan praktikum. Saya juga melihat beberapa teman-teman yang terlambat tadi pula sudah membantu teman-teman yang lain. Sedangkan saya masih terhening dengan pikiran yang mungkin bagi orang lain ini konyol bagi mereka, tapi bagi saya, saya hanya bisa diam meretapi runtunhya semangat saya. Saya sendiri bertanya mengapa ? Mengapa saya masih terbelenggu rasa takut, rasa tak bersemangat ketika saya dimarahi dosen. Saya merasa itu meruntuhkan karakter saya, karakter sebagai superman, sebagai spiderman, dan sebagai karakter lainnya, hohoho.