Makhluk Bego

M. Sadli Umasangaji
Chapter #29

Status Gizi Sangat Kurus, Mahasiswa Gizi, TKTP di Planet Lain


Ini malam minggu ya? Kayaknya segelas kopi temanin dan kembali melakukan sebuah kesenangan di waktu yang hampir mendekati tengah malam rasanya akan menyenangkan. Ya, dan kesenangan yang dimaksud adalah menulis. Saya ingin menulis malam ini dan kopi menjadi teman saya dalam menulis malam ini.

           Setelah tadi saya dengan semangat dan tergesa-gesa datang ke kampus karena berpikir malam ini akan dilanjutkan kegiatan ekstrakulikuler BEM untuk pertandingan pingpong dan ternyata tidak, tidak jadi bermain malam ini. Alasannya karena panitia yang lain juga ikut berpartisipasi untuk pertandingan Bulu Tangkis yang main malam ini. Sudahlah akhirnya saya lanjutkan untuk mengkonsul laporan saya ke dosen saya dan kebetulan ada teman yang konsul juga. Syukurlah beberapa laporan akhirnya bisa saya selesaikan, dan sekarang laporan studi kasus praktek MAGK waktu di Malang itu dari sekian kali dikonsul berharap dapat ACC dari dosen saya, hehehe.

           Selanjutnya saya pulang ke rumah saya. Saya memilih untuk menulis. Menulis selama seminggu yang telah saya lalui. Minggu ini adalah minggu ketiga kita dinas di salah satu Rumah Sakit di Ternate. Dan saya seminggu ini dinas di ruangan Obstetri.

           Untuk kedua kalinya saya dinas di ruangan obstetri setelah sebelumnya dinas di salah satu Rumah Sakit di Malang saya juga dapat ruangan OBG (Obstetri dan Ginekologi) dan sekarang dinas di salah satu Rumah Sakit di Ternate saya juga dapat di ruangan Obstetri.

           Hari pertama dinas, setelah semua dengan cepat dan tepat, jiah, bohong sekali ternyata tapi oklah hari itu kita datang sekitar jam 8 untuk melanjutkan dinas di ruangan Obstetri. Dan teman kelompok dinas saya adalah Yunita, Citra, dan Aslinda. Hari pertama itu kita cukup lama menunggu CI kita. Dengan cukup lama dan putuskan ke Instalasi Gizi terlebih dahulu akhirnya kita dapat masuk dan dinas hari pertama di ruangan itu.

           Hari pertama dinas itu kita langsung menghadap ke kepala ruangan, dan ternyata kepala ruangan sangat tegas, kelihatan pemarah, mahal senyum, tidak murah bicara, dan terlihat berwibawa, hehehe. Walaupun sekali waktu pas pulang dinas saya sempat berpas-pasan dengan beliau dan beliau dengan sangat santai bertanya ‘sudah mau pulang ?’ tapi tetap saja dengan tatapan cool beliau. Dan saya berpikir apakah pemimpin memang sebagian besar seperti itu ? Karena dari beberapa kali saya lihat pemimpin memang umumnya memiliki sikap seperti itu. Dan apakah memang seorang pemimpin harus memiliki sikap seperti itukah? Mengapa pemimpin tidak boleh bersikap kocak, bego, dan mungkin aneh, dan mungkin juga terlihat sedikit tidak waras oleh pandangan orang lain ? Mungkin bertingkah seperti tulisannya Raditya Dika, atau mungkin seperti para pemain ‘stand up comedy’ atau yang paling pasti mirip Sule ? hehehe, saya rasa ini tak perlu dijawab, huhuhu.

Lihat selengkapnya