MAKKUNRAI

Aldi A.
Chapter #1

SATU

"Tidak ada pertemuan yang sia-sia di dunia ini. Semua punya perannya masing-masing. Entah membawa pengaruh besar di kehidupan seseorang pada hari-hari yang akan datang atau hanya berupa pertemuan singkat yang hanya sekadar membawa luka, lalu menjadi sebuah pelajaran."

***

Makassar, November 2018

“Lagi menunggu seseorang atau baru saja ditinggalkan?”

Lelaki dengan jaket denim yang ia kenakan duduk di sampingku sambil menengadahkan kepala, menatap langit. Sedang tangan kirinya telentang sempurna setinggi dada. Membiarkan telapak tangan itu dibasahi air hujan yang jatuh secara membabi buta di sore ini.

Aku menoleh ke segala arah. Mencari keberadaan seseorang yang ditemaninya bicara. Namun, sejauh mataku menelusuri tempat ini, tak ada satu pun seseorang dengan jarak terdekat yang ada di antara kami selain pemilik kedai pisang epe—jajanan khas Makassar—tempat kami duduk saat ini.

“Biar saya tebak ....” Ia memalingkan pandangan, membuat mata kami saling bertemu. “Kau datang ke sini bukan karena keduanya, kan?”

“Hah? A—aku?”

Aku kembali memperhatikan segala arah, memastikan kalau yang ditanyai oleh lelaki di sampingku ini adalah benar aku. Bayangkan saja, ia tiba-tiba mengajakku berkomunikasi dengan mengajukan pertanyaan yang aneh di saat kami baru pertama kali bertemu.

Ia tertawa kecil. “Pasti bukan karena dua hal itu kau ada di sini. Pantai Losari tidak pernah mengecewakan, ya? Selalu ada rindu yang terbayar, juga ada kenangan yang terbakar.”

Aku memicingkan mata. Yang ia katakan random sekali dan tak ada satu pun yang kumengerti kecuali mengenai kalimat terakhirnya.

“Maaf, apa kau tadi baru saja bicara denganku?” Aku memilih bertanya. Tidak ingin membiarkan keanehan ini berlarut-larut.

Lihat selengkapnya