Malaikat Jatuh

Oleh: Jesselyn Abdisaputera

Blurb

"Seingatku langit tidak pernah sekosong itu,
Sebayanganku, aku masih berdiri menatap kehampaan dan kesunyian di dalam batinku.
Aku berpikir, jangan-jangan bukannya tidak ada suara, tapi pendengaranku yang pupus.

Seingatku, langit tidak pernah terbuka seperti itu. Seakan nirwana membuka pintunya dari atas.
Lalu, kamu turun pelan-pelan, sampai kakimu menginjak tanah.
Kamu terlalu indah sampai aku mau menangis rasanya melihatmu.
Tidak berani berbuat apa-apa, rasanya segala niat mencoba akan salah semua.
Tidak berani bergerak, jangankan berharap.

Seingatku, batinku tidak pernah seperti itu.
Sakit rasanya, hanya dengan ditatap oleh kehua matamu yang setenang telaga.
Ngilu rasanya, ketika helaian rambutmu menyentuh lenganku.
Hampa rasanya, ketika sebentar saja kamu berpaling dan tidak melihat ke arahku.
Batinku seakan teriris hanya dengan sedikit suara tawa yang keluar darimu ketika aku mengatakan sesuatu yang bodoh.

Kupikir kamu malaikat. Tapi malaikat tidak mungkin mau dekat-dekat denganku. Kupikir, apakah kamu malaikat jatuh? Semua tentangmu hanya mewakilkan putih dan keindahan.

Setelah kejadian malaikat jatuh,
seingatku, langit tidak pernah seindah ini.

Malaikat jatuh ada disampingku,
dan pintu nirwana tertutup dengan kedatangannya."

Lihat selengkapnya