Remi (ketika masih Joshua)
Selama empat tahun penuh, Remi harus memikul malu dengan menjadi beban di keluarga Max. Pada malam ayahnya membiarkannya pergi dari rumah tanpa menahannya sedikitpun, Remi membulatkan hati untuk benar-benar tidak lagi tinggal disana. Meskipun tidak adil bagi ibu, buat Remi, pada saat itu yang terpenting adalah kebebasannya.
Ia bisa ke rumah pamannya, adik laki-laki dari ibunya yang bertempat tinggal di daerah Petamburan. Tapi pilihan tersebut membuat Remi dilingkupi rasa malu. Sudah belaguan belagak mau meninggalkan rumah, tapi malah mencari naungan dari sanak keluarga.
Akhirnya Remi memilih sebuah rumah. Memilih sebuah tempat. Rumah Maximus Tedja.
Kediaman keluarga Tedja memang tidak mewah, tapi ayah Max adalah idola lama dari Remi. Setiap kali Remi bertamu ke rumah Max, ayahnya, Eros Tedja, biasanya akan menyapanya sembari duduk di halaman rumahnya dengan kaos kutang belel sambil merokok. Rambutnya yang panjang (gondrong) selalu dikuncir, tatonya tersebar keseluruh bagian tubuhnya. Rocker sejati, dulu Remi menganggapnya.
Om Eros selalu menyapa Remi dengan, “Joshua! Mau lihat gitar baru Om nggak?”
“Sialan, Om, udah ada yang baru lagi?” Remi bahkan tidak perlu menjaga sopan santun atau etika di hadapan ayah Max, justru respon sebal dan umpatan kasar Remi adalah bahan hiburan tersendiri baginya.
Setiap kali datang kesana, Max dan Om Eros selalu mengajak Remi untuk mencoba koleksi gitar mereka.
Fender thinline & Strato ’79,
Ibanez art ’82,