Niki
“Memang ya musisi selalu punya karisma sendiri. Mau dia jelek kek, kalau sudah masuk dalam dunianya sambil memegang alat musiknya. Oh Tuhan… indah sekali dia.”
__________
Niki sudah terbiasa bertemu dengan tokoh-tokoh elit dari dunia fesyen. Dari desainer tanah air sampai mancanegara, dari penulis sampai editor dunia busana, juga deretan artis dan pragawati kelas kakap. Tapi ia masih dikejutkan dengan manusia-manusia yang muncul di pesta pembukaan The Factory.
Guest list yang diberikan Miso sebelum pesta dimulai memang sudah menunjukkan nama-nama yang prominen dalam dunia musik dan YouTube, tapi ternyata itu termasuk artis kondang, pelukis sampai penulis ternama, dan beberapa tokoh politik yang tersohor. Ia pun sempat bertegur sapa dengan beberapa influencers Instagram yang dikenalnya secara pribadi karena pernah bekerja di Stiletto.
Bau ruangan sudah tercampur dengan makanan, minuman, asap panggung yang artifisial, bau rokok, sekaligus puluhan aroma parfum yang berbeda. Di depan panggung ada layar LED besar yang menampilkan logo The Factory, dan dibawahnya ada deretan logo lainnya: Torro and Ibanez, Anak-Anak Senar, dan Paradise Escape. Ada perasaan bangga yang timbul di hati Niki, telah menjadi bagian dari kesatuan penuh talenta ini.
Perhatian Niki kembali berfokus pada manusia yang membuat hatinya terikat.
Dipandanginya Remi dari barisan paling belakang para penonton. Di sela acara pembukaan The Factory, tentu saja Remi dan semua gitaris Torro and Ibanez memberikan pertunjukkan dari penampilan mereka.
Miso yang selalu berwajah keras ketika melakukan kerja kantorannya, ternyata jauh lebih kelihatan rileks ketika bermain gitar. Remi memainkan lagu Neon karya John Mayer, diikuti oleh permainan sulit yang sudah dikuasai Remi. Jeritan para penonton memenuhi lounge dalam seketika. Max dan Miso kemudian mengikuti dengan gitar listrik mereka, dan ketiganya seakan-akan terlarut di dalam sebuah tempat rahasia, yang hanya mereka bertiga yang tahu dan mengerti. Lingkaran persahabatan yang tidak bisa di masuki oleh kehidupan manapun.
“Terimakasih sudah datang semuanya,” Remi tersenyum sambil melepaskan Gretsch 6122 Jr barunya yang langsung di test drive di acara ini, “Untuk the Factory, pusat kreativitas dan utopia untuk kesenian, cheers,”
Niki merasakan napasnya terhenti ketika ia dan Remi bertemu mata.
Remi tersenyum, dan waktu berhenti.
__________
Remi
Suatu kebanggaan tersendiri bagi Remi melihat tempat barunya dipenuhi oleh berbagai macam tamu hebat dari berbagai dunia seni. Meskipun ia tidak pernah mengumumkan waktu dan hari nya secara resmi, wartawan dari berbagai asal-usul sudah tiba di depan gerbang dan memotret sana-sini.
Remi bersyukur ia sudah mengiyakan usulan Miso dan Jordan, yang memintanya memakai jasa keamanan dobel di depan gerbang The Factory.
Begitu selesai memberikan pidato pembukaan yang disertai dengan toast, Remi turun dari panggung, membiarkan Max mengambil alih ruangan dengan menjadi DJ spesial malam itu. Lantai dansa pun dibuka.
Remi baru saja selesai mengobrol singkat dengan beberapa YouTuber musik sepertinya, ketika ia berjalan ke arah meja minuman dan melihat Anastasia Selmy berjalan ke arahnya.
“Wah, dia beneran datang,” Remi bergumam. Wanita yang jauh lebih tua darinya itu kelihatan sangat cantik. Ia mengenakan sebuah gaun berwarna hijau emerald, disertai dengan sepatu hak tinggi berwarna hitam. Jangan tanya riasan wajah dan kesempurnaan dari gelombang rambutnya.
“Hey, selamat yah,” Anastasia memeluk Remi dan mengecup ringan pipinya, membuat Remi sedikit kaget.
“Makasih juga sudah datang ya, Kak Anastasia pasti sibuk,” Remi berkata.
Anastasia menggeleng, “Nggak lah, siapa yang akan menolak undangan untuk ke The Factory. Tempat baru kamu kan sudah jadi hot topic dimana-mana, saya penasaran lah,”
Keduanya langsung minggir ke meja minuman dan setelah memesan dua gelas cocktail, mereka duduk di salah satu sofa yang kosong.
Meskipun baru saling mengenal tadi pagi di acara talkshow LIVE nya, Anastasia dan Remi tidak mendapati batasan apapun dalam berbincang dan saling mengenal. Anastasia yang sudah menjanda nyaris setahun, bercerita betapa susahnya mendapatkan kesempatan untuk memulai talkshow yang untungnya berhasil membawa namanya melambung tinggi. Di sisi lain, Remi memahami kesusahannya untuk membangun nama di dunia entertainment.
“Harga diri sih punya, tapi dulu rasanya untuk mendapatkan job aja harus ngais-ngais tanah,” Anastasia terkekeh kemudian meneguk kecil minumannya. Ia menikmati suasana ruangan yang temaram dan beat musik yang ringan.
Remi mengangguk setuju, “Tapi, kita semua kan berjuang untuk hidup. Gak ada yang kasih kita makan gratis, jadi kita harus kerja. Buat saya gak ada yang memalukan kok,”
Sorot mata Anastasia berubah hangat, dan ia menatap Remi sambil memiringkan kepalanya, “Sulit untuk percaya kamu baru berusia 29 tahun,”
“Usia saya cukup lah untuk ini semua,”
Anastasia menggeleng, “Nggak. Kamu sangat dewasa dan bertanggung jawab.”
Remi tersenyum simpul. Wanita ini tahu persis apa yang bisa membuat seorang pria terpikat, ya salah satunya dengan memberikan penghormatan dan respek yang katanya mengenyangkan ego makhluk laki-laki.