Seminggu berlalu setelah diresmikan, hari kerja sudah berjalan normal untuk keluarga besar The Factory. Dari anak-anak Torro and Ibanez yang menguasai daerah lantai 2, dan pekerja Paradise Escape yang mendapatkan working space di lantai 1.
Remi dan Reza akan mulai datang dari pukul 8:30 pagi sambil membawa takeout kopi dari kafe langganan mereka. Anak kantor sisanya akan mulai berdatangan jam 9 pagi, dan jam kerja dimulai. Remi akan membuka hari dengan small talks bersama semua editing team nya, sementara Reza dan management team akan mengatur jadwal job agar sesuai dengan tanggal-tanggal yang sudah dijanjikan.
Pagi Remi adalah untuk Paradise Escape. Begitu menjelang siang, ia akan berpindah fokus ke lantai 2 dan 3, dimana semua produksi musik terjadi. Dari rapat bersama tim kreatif YouTube channel nya, rekaman audio, mixing, sampai syuting, semuanya dilakukan disana.
Hari berakhir pada pukul lima sore, dimana satu per satu karyawan akan pulang, kecuali Remi, Max, dan Miso yang selalu bertahan lebih malam sambil hangout dengan siapapun yang sedang bertamu kesana.
__________
Remi
Pagi itu, Remi seperti biasa berjalan masuk ke dalam workspace Paradise Escape dengan segelas americano di tangannya. Pintu kaca berkusen hijau muda telah menjadi pilihannya untuk menyambut siapapun yang akan masuk ke area Paradise Escape. Bagaimanapun juga, dunia startup nya ini adalah fotografi. Remi ingin visual yang keluar memberikan aroma seni yang baik.
Kedua alisnya terangkat tinggi-tinggi, keheranan, ketika dilihatnya semua karyawan Paradise Escape, kurang lebih dua puluh orang, sedang berdiri di belakang komputer milik Reza. Reza sendiri sedang duduk di depan komputernya, seperti sedang takjub melihat sesuatu, dan semua manusia di belakangnya ikut terpaku.
“Hei, lihat apaan?” Remi tidak tahan untuk bertanya.
Reza mengangkat kepalanya, menyapa Remi buru-buru, dan diikuti oleh semua karyawan yang baru menyadari kehadiran bos mereka.
“Remi! Lo harus liat ini!” Reza mengisyaratkan agar Remi segera kesana.