Insiden kejepit ini langsung membuat gempar Rumah Senja. Hanya dalam sehari, rumah jompo di bukit langsung geger. Cerita tentang Insiden anak baru yang terjepit anu di belakang pohon menyebar dengan cepat seperti api disulut bensin. Semua orang saling bisik-bisik dan tertawa lucu mengingat kisah tersebut.
Mengapa cerita tersebut menyebar dengan cepat, tentu saja karena ada sebabnya. Lansia yang memergoki kejadian terjepitnya kawan kecil Malik adalah nenek Muidah, seorang perempuan energik yang suka sekali bergosip. Semua orang di Rumah senja tahu betapa Nek Muidah adalah sumber informasi paling mumpuni di seantero Rumah Senja.
Banyak gosip bertebaran tentang nenek Muidah, yang paling kuat kisah tentang kemampuan cenayangnya. Hal itu belum bisa dikonfirmasi kebenarannya, namun banyak para lansia yang percaya dengan kemampuan Nek Muidah. Makanya, orang-orang di rumah jompo itu percaya bila Nek Muidah yang bercerita.
Malik harus menerima cekikikan geli dari para perawat dan pekerja wanita di rumah senja. Nama Malik dalam satu hari langsung menjadi treding di wilayah panti jompo rumah senja. Setiap dia melintas di lorong semua orang berbisik tentang insiden tersebut.
“Sst, itu ya yang adik kecilnya kejepit?” bisik seorang wanita pekerja.
“Iya…itu katanya.” Sahut temannya, masih dengan gaya berbisik.
“Ih, ganteng-ganteng kejepit,” perempuan itu tertawa, cekikikan yang ditimpali dengan kawannya lewat tawa yang sama.
Kalau sudah kasak kusuk begitu, wajah Malik akan berubah memerah. Putra milyuner yang memiliki raut wajah menawan itu merasa malu. Wajahnya merona. Rusak sudah image putra milyuner hanya dalam satu hari di rumah Senja. dalam sekejab nama yang tenar disandang Malik adalah "Adik kejepit".
**
“Hei Adik kejepit, tolong ambilkan makan buat kamar 222,” kata Bima sambil tertawa ketika Malik sudah mendekat ke arahnya.
“Tolong jangan diteruskan sebutan itu.” Sungut Malik dengan roman tidak suka.
“Kenapa, semua orang menyebutmu “Adik kejepit” ada masalah dengan itu?” Bima masih tertawa.
“Tolong, jangan bikin saya bertindak lebih dari ini!” Malik merasa gereget sendiri dan mengancam kesal.
“Wah, cengeng nih, baru diomongin gitu langsung tersinggung.” Bima mengejek.
Malik mengeram, lalu dengan kesal langsung ditinjunya Bima, telak di pipi pemuda itu sehingga membuat Bima mudur akibat dorongan dari pukulan tersebut.
Bima memegang pipinya, lebam. Pemuda itu tersenyum, sedikit menyeringai. Lalu kemudian tangannya mengepal, dan dengan sigap laksana seorang petinju Bima menonjokkan bogemnya langsung ke perut Malik. Membuat pemuda itu langsung memegangi perut dan mulut mengembung menahan sakit. lalu, setelahnya Bima menyorongkan hooknya pada dagu Malik, tidak keras-keras tapi membuat putra kedua Gunandra itu terlempar dan jatuh ke lantai.
Beberapa orang yang melihat kejadian pertengkaran adu jotos itu langsung bergerak mendekat. Iyan dan Ulat yang kebetulan sedang bertugas bergegas memisahkan keduanya. Iyan membantu Malik berdiri, dan Ulat segera menahan tubuh Bima yang terlihat siap maju dengan tinju terkepal diudara.