Widya sekarang menatap Cavero, memperhatikan laki-laki itu dengan baik. sedikit heran sekaligus kasihan karena cowok ini memiliki wajah ganteng, tapi kere. Padahal Cavero cocok sekali imagenya seperti novel yang dibacanya. Sosok orang kaya, tapi karena dia kere dan miskin sama seperti dirinya saat ini, maka wajah gantengnya jadi tidak berfungsi maksimal.
“Om,” panggil Widya yang langsung disahuti dengan tatapan mata Cavero. “Sebenarnya Om ini ganteng lho.” puji Widya.
Cavero memandang gadis itu, heran karena Widya baru sadar pada ketampanannya yang paripurna. Semua orang tahu dan seringkali memuji paras putra-putra Sadam Gunandra. Mereka dianugerahi wajah rupawan dari ibu mereka yang memang cantik dan memiliki keturunan Belanda. kawan-kawan perempuannya tergila-gila oleh status Cavero dan juga wajahnya.
“Terimakasih,” ucap Cavero karena tidak tahu harus berkata apa.
“Karena Om tampan, kurasa Om bisa kerja jadi artis.”
“Artis?” Cavero menaikkan alisnya.
“Iya. Artis kan cukup modal tampang doang Om.”
Cavero tertawa, “Ide bagus, tapi saya tidak berminat.”
“Kenapa? Om kan butuh duit. Om ini miskin tapi belagu ya!” Widya terlihat jengkel. padahal cowok dihadapannya ini dianugerahi wajah menawan, tapi tidak tahu bagaimana memanfaatkannya.
“Belagu?” Cavero terdengar sedikit emosi mendengar ada anak kecil berkata begitu padanya, matanya mendelik, lalu dia berkata pada Widya, “Eh, gadis cilik, denger ya. punya wajah tampan bukan berarti selalu jadi artis. Banyak juga pengusaha tampan, mereka tidak jadi artis.”
“Memangnya Om mau jadi pengusaha? Makan aja baru pake singkong. Uang enggak punya, keahlian enggak ada. Satu-satunya hal bagus dari Om ini Cuma wajah, lainnya nol!”
Astaga! Cavero melongo mendengar ucapan gadis dihadapannya ini. baru kali ini, seorang Cavero Gunandra direndahkan oleh seorang gadis kecil, miskin pula. Apa gadis ini tidak tahu dia bertitel MBA, sekolah di Luar negeri jurusan managemen. Bisa-bisanya cewek kecil kerempeng ini bilang Cavero itu Nol besar! Keberanian luar biasa.
“Kamu kalau ngomong sama yang tua itu sopan sedikit dong,”sindir Cavero pada Widya.
“Ohya? Memang umur Om berapa?”
“Saya ini lebih tua sembilan tahun darimu lho!”