"Gala, tolong maafkan aku," pinta seorang pria yang terikat dikursi. Sekujur tubuhnya sudah basah oleh keringat.
Gala berjalan pelan mengitari pria berbadan gempal itu sembari memainkan belatinya.
"Dulu kita teman satu sekolah. Apa yang aku lakukan dulu, itu hanya candaan. Jangan kau masukan kedalam hati," ucapnya berusha membujuk.
"Hanya candaan katamu," Gala menaruh wajahnya tepat didepan pria yang biasa dipanggil Bosteng (Bos banteng) pada masa itu.
"Membuat seseorang pulang dengan kepala bocor, apakah itu yang kau sebut candaan?" lanjut Gala.
Bosteng tak menjawab. Ia berusaha mengalihkan matanya dari tatapan Gala yang penuh dendam.
"Inikah yang kau sebut bercanda!!" Gala meraih botol kaca dimeja sisi kirinya lalu menghantamkannya ke kepala Bosteng.
RAKKKKKK!!
"AARRRHHHH, SHIIIIT!!!" teriak Bosteng.
"Oooh maaf, aku hanya bercanda" Gala tersenyum meledek.
Darah mengucur dari kepala Bosteng. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menahan sakit. Nafasnya terdengar tak beraturan. Darah perlahan mengalir melewati area wajahnya.
"Kau kira tak menyakitkan berada diposisiku? Sekarang kau akan menikmatinya," ucap Gala.
"Tolooooong!!!!!" teriak Bosteng.
"HAHAHAHA. Berteriaklah sesukamu. Tak ada yang mendengarmu disini.
"Bosteng menatap Gala lesu. Sorot lampu yang remang, kondisi ruangan yang usang membuat situasi semakin mencekam bagi Bosteng. Ini adalah mimpi buruk baginya. Dua hari lalu Gala menculik Bosteng dikediamannya. Membawanya ke sebuah rumah kosong di desa mati di jawa timur. Kini ia harus berada diantara hidup dan mati.
"Kau ingin tahu apa yang kurasakan kala itu?" tanya Gala.
Gala meletakan satu buah kursi didepan Bosteng lalu duduk berhadapan.
"Baiklah, akan aku ceritakan padamu," ucap Gala.
***
Tujuh tahun yang lalu.
SMA SINAR HARAPAN, JAWA TIMUR.
"Hei cupu, kemari" Bosteng memanggil Gala yang baru saja beranjak dari kantin hendak kembali kekelas. Terdapat beberapa jajanan ditangannya.
Gala berjalan menunduk menghampiri Bosteng beserta anak buahnya.
Kerah baju dikancingkan, kaca mata kedodoran, baju dimasukan, rambut belah pinggir, membuat Gala terlihat sempurna menyandang gelar cupu.
"A-ada apa?" tanya Gala gagap.
"Berikan makananmu," kata Bosteng memaksa.