Malam Tahun Baru

Purnama Putri
Chapter #2

#2 KELUARGA

Sebuah mobil porsche merah keluaran terbaru tampak memasuki gerbang utama salah satu rumah megah di kawasan Bogor, Jawa Barat. Rumah seluas delapan hektare tersebut terlihat sangat asri dengan dihiasi pepohonan dan rumput hijau disepanjang mata memandang. Tersaji pula berbagai fasilitas mewah yang tidak mungkin ditemukan di rumah – rumah masyarakat pada umumnya, seperti lapangan tenis, lapangan golf, teater, kebun binatang, kebun bunga, serta hutan dan danau pribadi. Tidak berlebihan bila orang – orang menjuluki rumah ini laksana sebuah istana. Istana Cakrabuana.

Cakrabuana adalah nama kebesaran keluarga yang sangat tersohor di bumi nusantara. Seluruh rakyat Indonesia mengenal keluarga ini sebagai konglomerat dunia. Mereka memegang beragam sektor usaha kelas kakap yang di antaranya meliputi mall, hotel, resort, dan real estate.

Namun perusahaan paling maju dan sekaligus merupakan pundi kekayaan pokok bagi mereka ialah perusahaan media berskala internasional, MAC Media Group. Perusahaan ini bukan hanya meliputi produksi di bidang pertelivisian dan perfilman, tetapi juga telah merambah pada pengembangan teknologi dan start up. Kesuksesan perusahaan ini sudah pasti tidak terlepas dari kerja keras sang pendirinya, Mahawirya Ahsan Cakrabuana.

Mahawirya yang terlahir dari pasangan buruh dan petani, memulai usahanya dari titik nol. Selepas menempuh pendidikan Sekolah Dasar, dia memutuskan untuk langsung bekerja menggantikan ibunya di pabrik perakitan kamera. Di sanalah dia mulai mengenal pengoperasian kamera dan mulai mendalaminya.

Beranjak remaja, Mahawirya sering membuat film – film pendek untuk dilombakan dalam kompetisi maupun festival film. Hingga akhirnya dia bertemu orang – orang hebat di industri perfilman dan bekerja secara profesional. Begitu Mahawirya menikahi putri pengusaha batu bara di usia dua puluh empat tahun, diapun mengawali kerajaan bisnisnya dengan membangun perusahaan media.

Kendati di dalam lubuk hati Mahawirya mencintai sinematografi, nyatanya tidak ada anaknya yang tertarik mengikuti jejak dia menjadi seorang sutradara. Mereka lebih memilih menapaki karier di perusahaan keluarga. Hanya satu keturunannya yang berpotensi melanjutkan darah seni yang ia miliki. Yakni cucu kesayangannya, Olivia Beatrix Hamilton.

Oh –

“Selamat pagi, Nona,” sapa seorang pelayan wanita sambil membungkukan badan, memberi hormat. Dia cukup terkejut mendapati kedatangan Beatrix, sebab ia mengira putri tunggal Nyonya Helma ini baru akan tiba sore nanti.

“Pagi,” balas Beatrix singkat. Dia mengamati sekeliling rumah yang terlihat ramai oleh para pekerja dan dominasi bunga mawar kuning. “Eyang kakung yang ngedesain ini semua?” tanya Beatrix takjub. Dia setengah tidak percaya, kakeknya bisa memberi sentuhan kekinian dalam mendekorasi.

“Benar, Nona. Tuan yang mengatur segalanya.”

Wanita cantik berpakaian casual itupun terang – terangan memberi pujian, “It’s totally cool! Jadi kayak indoor garden party gitu, gak sih?”

“Saya dengar, memang demikian konsep beliau. Tuan sengaja menaruh banyak bunga ini untuk mewakili kegembiraan hati menyambut kedatangan keluarga besar.”

Entah mengapa, senyum ceria Beatrix yang sedari tadi terukir, seketika pudar. Dia membuang pandangan ke sembarang arah, lalu berujar sinis, “As always, eyangku terlalu naif. He loves people that’s not purely loving him back. I’m so sick of it but also can’t say anything to him. Cause the fact is yes, we are still family with those people.

Alya yang tidak begitu paham perkataan lawan bicara, mendadak grogi. Dia menggaruk lehernya dan menyahuti pelan, “Maaf, Non. Saya tidak mengerti Nona berbicara apa.”

“Gak apa – apa, gak perlu ditanggepin, kok. Aku cuma berdialog dengan diri sendiri,” ucap Beatrix dengan senyuman yang kembali terpancar. Selaku aktris papan atas, dia tentu ahli dalam mengelola ekspresi. Kemampuan hebatnya dalam berperan, membuat orang di sekitar jarang mengetahui perasaan dia yang sesungguhnya.

Anyway, di mana eyang kakung?” pertanyaan Beatrix berusaha memecah kekakuan. Dia tidak ingin, pelayan wanita ini terganggu dengan sikap dingin yang tak sengaja dia tunjukan.

Lihat selengkapnya