Malam Tanpa Kulit

Irvan D
Chapter #1

1.Mayat yang Tak Utuh

Kota Jakarta, 03.15 WIB – Lokasi TKP Gudang Kosong di Jalan Merpati


Detektif Rendra menginjakkan kakinya di atas tanah becek di depan gudang tua yang sudah setengah roboh. Hujan deras semalam meninggalkan genangan-genangan air kotor yang membaur dengan bau anyir besi—bau yang terlalu familiar baginya. Bau darah.


"Sepertinya kita menemukan sesuatu yang buruk lagi, Bos," kata Sersan Arif, anggota forensik yang sudah bekerja dengannya selama lima tahun terakhir. Wajahnya pucat, dan Rendra tahu itu pertanda buruk.


"Seberapa buruk?" tanya Rendra sambil menghela napas, mengantisipasi hal terburuk.


Arif hanya menggeleng pelan. "Lebih buruk dari yang kemarin."


---


### **Pemandangan di Dalam Gudang**


Begitu Rendra melangkah masuk, udara pengap langsung menyergapnya. Lampu sorot polisi sudah dipasang, menerangi sudut gelap gudang tempat mayat itu terbaring.


Wanita itu—sekarang hanya sebuah tubuh merah muda yang mengerikan—terbaring telentang di atas meja kayu lapuk. Kulitnya *hilang*. Bukan sekadar dilukai atau dipotong, tapi *dikuliti* dengan presisi yang mengerikan. Otot-otot, urat, dan lapisan lemak bawah kulit terpapar dengan rapi, seolah-olah seseorang dengan hati-hati melepas jaket dari tubuhnya.


"Tuhan..." Rendra menahan mual.


Dokter forensik, dr. Wina, sedang membungkuk di sebelah mayat, memeriksa sesuatu dengan senter kecil.


"Korban perempuan, usia diperkirakan 25-30 tahun. Tidak ada tanda perlawanan," ujarnya tanpa menoleh.


"Obat penenang?" tanya Rendra.


"Kemungkinan besar. Tidak ada memar di pergelangan tangan atau tanda bahwa dia diikat. Dia *membiarkan* ini terjadi—atau setidaknya, tidak bisa melawan."


Rendra mengamati sekeliling. Tidak ada jejak darah berceceran, tidak ada tanda perkelahian. Gudang ini bukan tempat pembunuhannya. Ini hanya *tempat pamer*.


---


### **Tanda-Tanda yang Ditinggalkan**


Rendra berjalan perlahan mengelilingi meja. Sesuatu menarik perhatiannya—sebuah pola sayatan yang terlalu rapi di sekitar pergelangan tangan korban.


"Lihat ini," katanya, memanggil dr. Wina.


Dokter itu mendekat dan mengernyit. "Ini bukan sayatan kasar. Ini... *jahitan bedah*."


"Artinya pembunuhnya punya latar belakang medis?"


"Atau setidaknya terlatih dalam prosedur anatomi."


Arif, yang sedang memeriksa sudut lain gudang, tiba-tiba berseru, "Bos! Ada sesuatu di sini!"


Di balik tumpukan karung tua, mereka menemukan sebuah koper hitam kecil. Rendra memakai sarung tangan sebelum membukanya.


Isinya membuat seluruh ruangan terasa membeku.


Sepasang *sarung tangan kulit manusia*, masih basah oleh cairan pengawet.

Lihat selengkapnya