Klinik Revive You, Jakarta Selatan – 22.45 WIB
Lampu neon klinik itu berkedip lemah, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak di balik kaca buram. Pintu depannya tidak dikunci. Rendra dan Arif masuk dengan senjata di tangan, napas mereka menahan udara busuk bercampur formalin yang langsung menyergap.
"Tempat ini... sudah lama ditinggalkan," gumam Arif, menyorotkan senter ke dinding yang penuh retakan. Tapi Rendra tahu—bau ini bukan dari tempat kosong. Ini bau benda hidup yang mati dengan perlahan.
Rendra mendorong pintu ruang konsultasi. Di sana, ia menemukan meja berserakan foto-foto pasien dan lembar evaluasi psikologis yang penuh coretan aneh—seperti diagram pemotongan tubuh. Di salah satu foto korban, tertulis tangan kasar:
"Versi ini gagal. Tapi akan ada yang sempurna."
Arif berteriak dari balik pintu lain. "Bos! Ke sini!"
Mereka menuruni tangga sempit menuju ruang bawah tanah.
Ruang bawah tanah itu menyerupai dapur rumah sakit. Tapi ini bukan tempat memasak. Di dalamnya ada lemari pendingin besar berlabel “EXPERIMEN A-D”. Saat Rendra menarik salah satu pintunya, bau busuk yang menyengat menghantam wajahnya.