Jakarta – Dua Minggu Setelah Penangkapan Ferdian
Langit Jakarta tampak kelabu sejak pagi, seolah kota ini tahu bahwa mimpi buruk belum benar-benar berakhir. Meski Ferdian Aditya telah ditangkap, ketenangan itu semu. Detektif Rendra tahu, luka lama tidak pernah sembuh hanya dengan satu peluru.
Ia kini duduk di ruang investigasi khusus, memandangi papan bukti yang kini tak hanya menampilkan wajah Ferdian, tapi juga wajah-wajah baru: nama-nama pasien terapi, korban hilang yang belum ditemukan, dan satu simbol yang berulang di setiap laporan…
Simbol kulit wajah tersenyum.
"Bos, aku nemu sesuatu," Arif datang tergopoh, menyerahkan laporan. "Kita nemu satu rumah milik Yayasan fiktif—‘SHELTER NUSANTARA’—tapi ternyata itu tempat tinggal bagi lima orang yang dulu pernah ikut terapi di Klinik Revive You. Semuanya hilang, tapi… log listrik menunjukkan aktivitas rutin malam hari."
"Lokasinya?"
"Depok, dekat rel kereta lama yang udah nggak dipakai."
Malam itu, Rendra dan tim tak menunggu surat perintah. Mereka menuju rumah bercat putih kusam dengan pekarangan yang tumbuh semak liar dan pagar berkarat. Tidak ada lampu menyala, hanya suara aliran listrik samar dari dalam rumah.
Begitu pintu dibuka—baunya langsung familiar: formalin, alkohol, dan bau daging tua yang dikeringkan.
Di dalam rumah itu, tembok-temboknya dilapisi kulit manusia yang sudah dikeringkan dan disamak. Dipaku rapi seperti wallpaper. Ada yang berwarna pucat kekuningan, ada yang gelap seperti kulit kopi terbakar. Rendra menahan napas—merasa seperti berjalan di dalam tubuh raksasa yang membusuk pelan.
Di lantai, mereka menemukan kumpulan manekin—tetapi bukan plastik. Tubuh-tubuh manusia dibentuk ulang, dimutilasi, disambung ulang dan diposisikan seperti sedang tertawa, menyembah, atau duduk membaca.
Arif berbisik pelan, "Ini… galeri daging."
Di ruang bawah rumah itu, ditemukan lima kantung besar. Ketika dibuka, isinya tubuh manusia yang belum sempurna dikuliti—prosesnya setengah jalan. Seakan para "murid" Ferdian sedang berlatih.
Tapi yang paling mengejutkan adalah penemuan video di dalam komputer tua di salah satu ruangan.