Malam Yang Menghapus Nama

Temu Sunyi
Chapter #4

Bab. 1 bag 4 Awal dari Penghilangan

Jalan Sunyi

Dewi berjalan menyusuri jalan desa yang becek, hanya ditemani lampu-lampu redup dan suara jangkrik yang seperti bisikan sunyi.

Setiap langkahnya terasa berat, bukan karena beban koper, tapi karena hati yang koyak dan rindu yang tak sempat sembuh.

Langit menggantung kelabu, angin meniup dedaunan dengan getir.

Setiap pohon yang ia lewati seperti saksi bisu, menyimpan kenangan tawa yang kini menjadi luka.

Ia menengok ke kanan—warung kopi tempat Dimas menggenggam tangannya untuk pertama kali.

Ke kiri—pos ronda tempat mereka berjanji akan menunggu waktu. Semua kini terasa seperti jebakan.

Ia menunduk. Air mata jatuh tanpa izin, tercampur lumpur jalanan.


Perpisahan Tanpa Ucapan

Bus tua datang dengan suara berat, seperti raksasa yang letih mengantar duka.

Dewi naik dengan tubuh lelah dan hati yang lebih letih dari apapun. Sekali saja ia menoleh. Rumahnya masih terlihat.

Lihat selengkapnya