JALANAN TANPA ARAH
Kota ini tak punya nama di mata Dewi. Semua terlihat asing—seperti dunia lain tempat manusia berjalan tergesa tanpa peduli satu sama lain.
Bau knalpot menusuk hidung, suara klakson memekakkan telinga, dan ratusan wajah berlalu-lalang tanpa pernah menoleh.
Dewi berjalan seperti bayangan yang lupa caranya hidup. Perutnya yang besar membuat langkahnya goyah.
Setiap hentakan kaki terasa seperti luka yang bertambah lebar di tubuhnya yang lelah.
Ia duduk di halte tua, di antara koran-koran bekas dan bau amis sisa hujan kemarin.
Langit gelap. Perutnya mengencang. Lalu rasa nyeri yang tiba-tiba.