Janji Waktu

Almabiru
Chapter #1

PROLOG

Desa Titisan. Menjadi awal dari sebuah mimpi ysng menjadi kenyataan. Mungkin, masih terasa asing di telinga sebagian orang. Hamparan hijau pegunungan dan sawah yang luas di sepanjang desa memberikan keindahan alami bagi setiap orang yang datang dan berkunjung ke desa ini.

Sebuah pesantren tua berdiri kokoh di dekat jalan utama memasuki kawasan desa.

Pondok pesantren Al-Ayyubiyah namanya. Dipimpin langsung oleh Kyai Husein sebagai generasi ke 14 yang sangat disegani para warga desa. Membuat pesantren semakin terkenal. Meski terbilang jauh dari kota, pondok pesantren Al-Ayyubiyah tetap menjadi sarana tafaqquh fiddin yang mendidik ribuan santri dan santriwati dari berbagai penjuru nusantara.

Sebuah sungai besar pun menjadi anugerah yang paling di syukuri para warga. Begitu juga yang dirasakan Lika. Di pagi yang tak terlalu cerah dan pula tak mendung, ia membilas satu persatu cuciannya dengan telaten.

Pandangan nya berlalu ke hulu dan hilir sungai, menduga-duga seberapa dalam nya sungai yang ia lihat sekarang. Dari banyak cerita yang ia dengar, sungai itu memiliki penunggu buaya kuning.

Namun, para anak-anak desa tetap senang bermain di sungai. Memang cukup menakutkan, tapi selama tidak ada yang mengganggunya semua akan baik-baik saja.

Pagi ini hanya Lika seorang yang ada di sungai. Terasa lebih tenang tanpa suara Ibu-Ibu yang membuat sungai terasa di pasar.

Tapp ... Tapp ... Tapp

Suara derap langkah menuruni anak tangga sungai membuat Lika sedikit menoleh. Kedua pupil mata bulatnya membesar.

"Bagaimana ini? kepanikan melanda seorang Malika yang sangat menghindari berpapasan dengan laki-laki.

Lihat selengkapnya