Janji Waktu

Almabiru
Chapter #2

TAMU DAN TEMU

Baru dua langkah keluar dari rumah, Lika melihat sosok tak asing sedang berbicara dengan ibunya. Seketika pandangan mereka berpapasan hingga membuat Lika langsung berpaling dan kembali masuk ke rumah.

"Kenapa dia lagi?" gumam Lika menenangkan hatinya. Setiap kali bertemu dengan mata ustadz Dika, hatinya selalu terasa aneh. Mungkin karena ia tak terbiasa dengan kehadiran ustadz Dika yang selalu berada di waktu yang pas saat Lika keluar rumah.

Menjelang sore, Lika pergi ke halaman belakang sekedar menikmati angin sore. Karena di depan ada tamu, Lika memilih halaman belakang yang sangat tenang.

Belum sampai 5 menit, kebisingan dari Adam datang dan mecahkan keheningan sore Lika.

"Mail ..." panggil Adam begitu senang.

"Tidak ada yang namanya Mail di sini," sahut Lika datar.

Adam duduk di samping Lika dengan senyuman lebar yang tak hentinya ia tampakkan. Lika turut bahagia melihat Kakak satu-satunya itu selalu di selimuti hal-hal baik.

“Imam ingin berkenalan denganmu …” ucap Adam setengah berbisik.

Mata Lika membulat penuh mendengar Adam mengatakan hal itu. "Tapi kenapa? Bukankah ustadz Imam sudah mengenalku,"

"Hehhh ... Kamu tidak tahu apa-apa," cetus Adam menghela nafas. "Kamu lihat saja nanti, dan siapkan hati. Barang kali ada yang siap menghampiri dan membuat sebuah janji,"

"Janji? Untuk apa?" tanya Lika bingung.

"Tak usah di pikirkan. Jalani saja, nanti kamu akan mengeti dengan sendirinya," tambah Adam tanpa berniat untuk memberikan penjelasan lebih pada Lika.

Apakah harus selalu mencari tahu untuk bisa mengerti. Akan lebih baik jika Adam menjelaskan nya sendiri,namun Adam menolak. Ia ingin Lika mencari tahu janji apa yang membuatnya bisa memahami.

"Kak Adam ..."

Mendengar Lika memanggilnya selalu membuat bulu kuduknya merinding. Suara tenang Lika terdengar sangat menakutkan di telinga Adam.

"Apa yang terjadi saat seseorang jatuh cinta?" sangat tiba-tiba sekali Lika menanyakan hal itu pada Adam.

"Hatimu bergetar setiap kali melihatnya. Meski singkat, getaran itu terasa kuat," jelas Adam.

"Lalu bagaimana rasanya setelah patah hati?" tanya Lika lagi.

"Dunia hancur," sahut Adam singkat.

Lihat selengkapnya