Janji Waktu

Almabiru
Chapter #13

TANGAN JAUH DARI GENGGAMAN

Dari semu foto yang tersusun rapi di ruang tamu, ada satu foto yang sangat berarti bagi Lika. Ia tak pernah membiarkan debu menempel di kaca dan melindungi wajah yang sangat ia rindukan.

"Apa wajah Ayah memang setampan itu Bu?"

Ibu tertawa mendengar gadisnya itu selalu memuji ayahnya sendiri. Lika sangat mirip dengan Ayahnya sampai orang-orang selalu mengatakan Lika adalah pengganti Ayah untuk Ibunya.

Sedih sudah pasti. Saat mengingat semua kejadian yang sangat tak terduga itu.

21 tahun yang lalu.

Rumah tampak sangat tenang di sore hari yang begitu sejuk. Langit jingga perlahan redup menampakkan gelap malam yang datang bersama ribuan bintang.

Dari balik dapur terlihat seorang lelaki tinggi dengan tubuh sedikit berisi sedang memasak di dapur. Sambil bersenandung merdu lelaki itu membalik telur mata sapi yang ia goreng di wajan sampai mengeluarkan suara desiran merdu dari telur yang sudah matang.

Setelah menyiapkan semua makanan, lelaki itu pergi ke kamar. Dengan langkah hati-hati penuh ketenangan ia membuka pintu kamar, terlihat seorang wanita sedang berbaring dengan jilbab yang melingkar di kepalanya.

Satu senyuman tergaris di wajah tampan berlesung pipi itu sembari berjalan mendekat. Tangan kanan nya mengelus pelan kepala wanita itu sampai membuat wanita itu perlahan terbangun dan membuka matanya.

“Ayah pasti capek, kan?” tanya nya mengelus rambut lelaki itu dengan sepenuh hati.

Pak Hamza tersenyum melihat istrinya yang terlihat semakin bertambah cantik dengan pipi bulat dan perut semakin membesar yang terlihat jelas dari balik baju daster lengan panjang yang selalu istrinya pakai.

“Maira harus makan, sudah Ayah buatkan makanan kesukaan Maira , “ tutur Pak Hamza membantu istrinya bangun dari tempat tidur.

“Ayah ... Kenapa tidah panggil Asna saja? Kan lebih nyaman, “ tanya bu Asna penasaran.

“Humaira adalah panggilan kesayangan rasulullah untuk ummu Aisyah RA. Dan Maira adalah panggilan kesayanganku pada istri yang sangat kucintai untuk dua kehidupan,” jelas Pak Hamza mengelus pipi bulat bu Asna yang tampak kemerahan.

“Dua kehidupan?” tanya bu Asna bingung.

Pak Hamza tersenyum. “ Dunia dan Surga nya Allah,”

Kata-kata singkat yang membuat hati Bu Asna bergetar. Bu Asna langsung meng Aamiin kan doa dan harapan dari Pak Hamza suami yang sangat ia cintai.

Menikah di usia muda dan daatmenginjak 2 bulan usia pernikahan, Pak Hamza dan Bu Asna langsung mendapatkan kepercayaan untuk menjaga seorang malaikat kecil yang Allah titipkan di rahim Bu Asna.

Malaikat kecil itu akan hadir di dunia ini dan melengkapi keluarga kecil Bu Asna dan Pak Hamza. Tak ada hal yang paling berharga dari seorang anak yang sangat dinanti kehadiran nya di dunia ini.

Di perkirakan Bu Asna akan melahirkan 2 minggu lagi. Para tetangga termasuk Bu Fatma yang juga sedang mengandung turut senang karena warga desa Titisan akan bertambah ramai dengan kehadiran para bayi-bayi kecil.

**

Satu minggu sebelum lahiran Bu Asna, Pak Hamza sibuk mencari perlengkapan bayi bersama Bu Fatma dan Pak Yusuf.

Menggunakan mobil Pak Yusuf, mereka semua bertolak ke PARADESAN. Karena perlengkapan bayi hanya tersedia di pasar raya.

“Bu Asna, jadi mau di kasih nama siapa anaknya nanti?” tanya Bu Fatma penasaran.

Bu Asna menatap Pak Hamza yang ada di samping. Pak Hamza tersenyum.

“ Kalau laki-laki mau di beri nama Amin, kalau perempun Ibunya ingin Malika,” jelas Pak Hamza.

“Tuh Pak, nama nya bagus semua. Anak kita mau di kasih nama siapa?” tanya Bu Fatma menatap Pak Yusuf yang sibuk menyetir.

Lihat selengkapnya